Johan Rosihan Ingatkan Pemerintah Hindari Naturalisasi Pangan Demi Mencapai Swasembada

- Jurnalis

Jumat, 13 Desember 2024 - 10:08 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PKS, Johan Rosihan.

Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PKS, Johan Rosihan.

JAKARTA, LOMBOKTODAY.ID – Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PKS, Johan Rosihan mengingatkan Pemerintah bahwa cita-cita swasembada pangan tidak boleh membuat ‘tutup mata’ terhadap berbagai persoalan mendasar mengenai pangan, khususnya ketergantungan impor pangan.

Menurut Johan Rosihan, Pemerintah harus menghindari terjadinya Naturalisasi Pangan demi mencapai swasembada. ‘’Istilah naturalisasi ini populer ketika pemain sepak bola asing berubah menjadi WNI, kita khawatir ini juga terjadi pada produk pangan, di mana misalnya sapi Brazil dinaturalisasi jadi sapi Indonesia demi program swasembada,’’ kata Johan Rosihan.

Selanjutnya, Politisi PKS ini mengungkapkan, bahwa selama ini khususnya 10 tahun terakhir tidak pernah terjadi peningkatan produksi pangan yang signifikan di tanah air, sehingga dampaknya selalu mengandalkan impor.

‘’Sebagai gambaran tahun 2024 saja, impor beras telah meroket 121%. Demikian juga dengan produk pangan lainnya, maka ketika tidak ada terobosan baru untuk menekan laju impor dan meningkatkan produksi pangan maka yang terjadi adalah ‘naturalisasi produk pangan’ di mana produk pangan impor yang masuk di-naturalisasi sebagai pangan dalam negeri, dan jangan sampai hal ini terjadi mengingat Negara kita adalah Negara agraris yang besar,’’ ungkap Johan Rosihan.

Baca Juga :  Senator Mirah Midadan Prihatin Fenomena Alih Fungsi Lahan Pertanian Jadi Kawasan Perumahan

Johan Rosihan menjelaskan, untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG), telah berdampak meningkatnya kebutuhan susu dan daging. Padahal, sebelumnya juga memang kurang produksinya di dalam negeri, maka situasi ini tidak boleh membuat pemerintah ‘miskin’ cara untuk memenuhinya selain impor dari luar.

‘’Saya melihat harus ada kebijakan tegas untuk memberdayakan dan mengoptimalkan potensi pangan dalam negeri jika kita serius untuk swasembada, misalnya solusi pangan untuk program MBG ini adalah konsumsi ikan dan pangan lokal yang memenuhi standard gizi seimbang,’’ usul Johan Rosihan.

“Kita tentu prihatin melihat bahwa impor pangan pokok seperti beras telah mencapai 13,15 juta ton selama era Jokowi, demikian juga komoditas pangan lainnya seperti 97% kedelai berasal dari impor, 82% susu impor, 70% gula impor dan lain-lain. Di sisi lain program food estate harus jujur kita akui bahwa program tersebut telah gagal, maka berilah keberpihakan kepada petani agar menjadi aktor utama untuk mencapai swasembada pangan,’’ sambung Johan Rosihan.

Baca Juga :  SPS Paok Motong Manfaatkan Kegiatan SRC di Classic Coffee Untuk Memamerkan Honda Beat dan Vario 125

Johan Rosihan menegaskan, agar target swasembada pangan perlu diperjelas oleh pemerintah untuk menghindari terjadinya naturalisasi pangan. “Kita harus belajar dari kegagalan era Jokowi, maka target swasembada ini harus jelas seperti setiap tahun ada progress mengurangi impor pangan, peningkatan produktivitas setiap tahun secara nasional, meninggalkan pola food estate dan beralih kepada pertanian presisi dan spesifik lokasi serta yang paling penting harus ada peningkatan kesejahteraan petani setiap tahun, saya kira inilah target swasembada yang harus kita kejar selama lima tahun ke depan,’’ tegas Johan Rosihan.(arz)

Berita Terkait

Hidayat Nur Wahid Desak Revisi Total UU Haji dan Penguatan Diplomasi dengan Arab Saudi
Rayakan Setengah Abad, AHM Hadirkan Honda Gold Wing Edisi Spesial
Dermaga Tawun Dinilai Gagal dalam Pengelolaan
Mayo Kuliner Lesehan Mae Cenggo, Perpaduan Cita Rasa dan Semangat Pengabdian
Ketua Komisi X DPR RI Dukung Penuh UKS Final Champions 2025
Wujudkan Tata Kelola Pembangunan Desa, Puskadaran Setjen DPD RI Lakukan Hal Ini
DPD Terima LHP LKPP dan IHPS II 2024 dari BPK RI
Eef Saifuddin Dorong Retribusi Berbasis BLT

Berita Terkait

Kamis, 5 Juni 2025 - 14:01 WIB

Hidayat Nur Wahid Desak Revisi Total UU Haji dan Penguatan Diplomasi dengan Arab Saudi

Kamis, 5 Juni 2025 - 13:04 WIB

Rayakan Setengah Abad, AHM Hadirkan Honda Gold Wing Edisi Spesial

Senin, 2 Juni 2025 - 13:02 WIB

Mayo Kuliner Lesehan Mae Cenggo, Perpaduan Cita Rasa dan Semangat Pengabdian

Senin, 2 Juni 2025 - 10:06 WIB

Ketua Komisi X DPR RI Dukung Penuh UKS Final Champions 2025

Rabu, 28 Mei 2025 - 17:06 WIB

Wujudkan Tata Kelola Pembangunan Desa, Puskadaran Setjen DPD RI Lakukan Hal Ini

Berita Terbaru

Seorang mekanik dari jaringan bengkel resmi Astra Motor Sriwijaya saat melakukan pemeriksaan serta perbaikan motor Honda Genio milik konsumen.

Umum

Jangan Khawatir!, Honda Care Hadir Saat Dibutuhkan

Rabu, 4 Jun 2025 - 13:02 WIB

Suasana Musrenbang RPJMD 2025–2029 dan RKPD 2026 yang dibuka langsung oleh Mendagri, Tito Karnavian, di Hotel Lombok Raya Mataram, Rabu (4/6/2015).

Umum

Mendagri: Pemda Boleh Laksanakan Kegiatan di Hotel

Rabu, 4 Jun 2025 - 12:06 WIB