LOTIM, LOMBOKTODAY.ID – Perguliran mutasi jabatan eselon II, III, dan IV jajaran Pemerintah Kabupaten Lombok Timur (Pemkab Lotim) di bawah kepemimpinan Bupati H Haerul Warisin dan Wabup, HM Edwin Hadiwijaya masih terus berproses. Pekan ke-3 Oktober 2025 lalu, telah dirombak setidaknya 170 jabantan telah dilantik oleh Bupati dan Wabup.
Kini gelombang mutasi masih terus menggelinding. Sejumlah formasi sedang disusun kembali untuk menentukan “siapa menduduki jabatan apa”. Orang-orang dekat dari kalangan para pihak yang menyebut diri pejuang mulai dibidik. Titipan nama-nama pun santer terdengar.
Belum lama ini, Bupati H.Haerul Warisin menegaskan, penentuan posisi jabatan birokrasi pada setiap gelombang mutasi tidak ditentukan oleh dirinya, namun telah diserahkan kepada “Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjagat) bersama BKPSDM untuk menyusun komposisi struktural di setiap OPD.
Ternyata, dari penelusuran Lomboktoday.id dari sejumlah sumber menyebutkan, dari sekian kali Bupati Iron melakukan mutasi, penentuan jabatan ditentukan berdasarkan “resep dokter”. Tetapi resep dokter yang dimaksud bukan resep untuk menebus obat di Apotek, melainkan resep dokter yang dimaksud adalah adanya sosok seorang dokter berinisial “dokter S”, yang konon disebut-sebut paling menentukan “siapa menempati jabatan apa”.
Sosok “dokter S” ini adalah tokoh penting dalam kelompok pejuang “Iron-Edwin”, sehingga seakan paling didengar di kalangan tim Baperjagat. Sampai-sampai Kepala BKPSDM pun tak bernyali membantah kalau “dokter S” punya mau.
Bahkan lebih dari itu, hebatnya “dokter S” juga disebut berani merubah konsep yang ditentukan langsung oleh Bupati Iron, sehingga nama Wabip Edwin nyaris tak disebut-sebut ikut dalam menentukan nama-nama yang akan mengisi formasi jabatan tertentu.
Beberapa kali pembahasan konsep perencanaan mutasi di ruang Kepala BKPSDM Lotim, punggawa utama bernama “dokter S” itu selalu mengotaki diskusi dan paling berperan finalisasi draft keputusan untuk diajukan ke Bupati Iron.
Kepala BKPSDM Lotim, Ugi Listianto melalui sambungan telephone kepada media ini mengaku tidak ikut menentukan nama-nama yang akan dilantik. Namun, pihaknya hanya melakukan proses dokumen administrasi pelantikan berdasarkan keputusan pimpinan.
“Kami hanya menjalani proses administrasi seperti menyusun SK, daftar nama dan jabatan berdasarkan keputusan pimpinan,” kata Ugi, Kamis (30/10/2025).
Selain aktor utama “dokter S” ini mendominasi peran penentu pesonil, juga tidak kalah dahsyatnya, para Korcam juga ikut-ikutan intervensi bahkan bisa jadi makelar loby jabatan.
Hasil deteksi Lomboktoday.id menemukan fakta dari sumber yang layak dipercaya bahwa ada oknum Korcam di salah satu wilayah mengeluarkan pernyataan bernada ancaman akan membuat gaduh suasana jika keinginannya tidak diakomudir.
Usut-usut demi usut, ternyata oknum Korcam tersebut ngototot orang terdekatnya untuk mendapat jabatan kepala pada salah satu instansi tehnis di tingkat kecamatan. Ancaman itu ternyata sangat ampuh dan diperhitungkan, terbukti berdasarkan informasi A1 dari salah seorang tim di lingkaran ring satu bahwa orang dekat Korcam tersebut berhasil menduduki jabatan.(Kml)
















