Oleh: Prof. Dr. H. Fahrurrozi. MA |
Prolog:
Peradaban kemanusian yang paling inti adalah keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Tiga pilar keluarga ini menjadi penopang sebuah kecemerlangan generasi pelanjut.
Peradaban besar tak akan lahir dengan tiba-tiba tapi lahir dari didikan lingkungan keluarga yang didasari pada aspek kecerdasan iman-spritual, penguatan kecerdasan sosial, pengembangan kecerdasan intelektual, dan pembiasaan kecerdasan emosial.
Mempersiapkan generasi emas tidak terlepas dari minimal 4 aspek penting:
Pertama: Pengkodisian keluarga yang mashlahah, keluarga yang mengedepankan keimanan, keislaman, keyakinan, kemashlahatan, kebermanfaatan yang berkelanjutan.
Kedua: Pembentukan Pendidikan yang ramah anak dan ramah lingkungan.
Ketiga: Penguatan Kebijakan yang fully ramah anak dalam setiap kondisi.
Keempat: Pengontrolan dan pengevaluasian segala hal terkait kemashlahatan anak bangsa.
Hal ini sejalan dengan perintah normatif Allah swt dalam al-Quran surat an-Nisa’: 9, :
وليخش الذين لو تركوا من خلفهم ذرية ضعافا خافوا عليهم فليتقوا الله وليقولوا قولا سديدا.
Resep terciptanya generasi yang kuat dan tangguh sepanjang zaman:
Pertama: [فليتقوا الله] Penguatan ketakwaan kepada Allah swt. Penguatan karakter spritualitas yang mantap. Pembinaan rohani dan mental keimanan yang bersistem dan berkelanjutan.
Kedua:
[وليخش الذين لو تركوا]
Penguatan antisipatif, filteralitatif dan penjagaan akhlak budi pekerti kepada generasi. Menjaga Anak dengan memberikan pemahaman agama, pendidikan akhlak yang mulia sejak dini, sejak mereka berada dalam rahim sang ibu.
Ketiga:
[وليقولوا قولا سديدا]
Pembiasaan anak dengan membiasakan ungkapan yang baik, tutur kata yang baik, komunikasi yang santun, berdiplomasi dengan bijak.
Kata yang mulia menandakan kemuliaan budi pekerti seseorang.
سلامة الانسان فى حفظ اللسان
Keselamatan manusia terletak pada kemampuan menjaga perkataan dan ucapan.
رزق الانسان فى اطمئنان الجنان
Karunia rizki seseorang terletak pada ketenangan hatinya.
السعادة كل السعادة نيل الانسان درجة السكينة والمودة والرحمة
Kebahagian di atas kebahagian adalah orang yang meraih ketenangan fikiran, mawaddah kecintaan hati, ketenangan fikiran dan ketenangan hati.
Inti keluarga itu berawal dari ketenangan fikiran sebab tenang dalam berpikir menjadi titik awal kedewasaan seseorang.
Kedewasaan berpikir harus diperkuat dengan ilmu pengetahuan, kematengan ilmu agama yang dimiliki, kematengan ilmu sosial kultural yang dipunyainya. Dapat menenangkan pikiran seseorang. Dan puncak ketenangan seseorang itu adalah saat menemukan jodoh hidupnya, jodoh penenang hidupnya, pendaping hidupnya yang dalam terminologi al-Quran dengan sebutan ازواجا = pasangan hidup.
معنى “لتسكنوا إليها” هو “لتطمئنوا إليها وتميلوا إليها وتجدوا فيها الراحة والأمان”. يُستخدم هذا التعبير في القرآن الكريم لوصف العلاقة الزوجية، حيث يُشار إلى أن الله خلق الزوجين ليسكن أحدهما إلى الآخر، أي ليجد كل منهما فى الآخر الطمأنينة والمودة.
Cinta Kasih
ويمكن تفصيل هذا المعنى على النحو التالي:
السكون:
Ketenangan hati dan pikiran.
يشير إلى الراحة والطمأنينة والاستقرار النفسي، وهو ما يهدف إليه الزواج.
الميل:
يدل على الجاذبية والمحبة التي تجمع بين الزوجين.
الاطمئنان:
يعني الشعور بالأمان والثقة والراحة في وجود الشريك.
وبشكل عام، يعبر هذا التعبير عن الهدف من الزواج، وهو إيجاد شريك حياة يشعر معه الإنسان بالراحة والسعادة والاستقرار النفسي.
Pondasi keluarga sukses terletak pada beberapa aspek:
Pertama: Assukún: mengarah ketenangan, kebahagiaan, kegigihan nafsi dan inilah orientasi berkeluarga.
Kedua: Al-Maîl: Kecenderungan, kecondongan,
Ketiga:
الزوجة الصالحة اذا سكنت البيت سكن البيت
الزوج الصالح اذا نزل المنزل رفع المنزل
Istri solehah jika tinggal di rumah, maka tenanglah rumah itu.
Suami soleh itu jika tiba di rumah, maka terangkatlah kemuliaan dan kedudukannya.
Harta benda dan kekayaan yang paling terhormat dan tertinggi:
KETENANGAN & KEBENINGAN HATI DAN PENENANG HATI ITU ADALAH KELUARGA.
PANGKAL KELUARGA ADALAH ISTRI & SUAMI.
Keluarga adalah:
ازواجا:
Azwája: Pasangan yang berbeda jenis tapi satu arah dan visi misi bersama-sama.
زوج:
Sang suami yang sepasang.
زوجة :
Sang Istri yang bersama.
Maka Zawaj: زواج: ikatan semisi-sevisi dalam menapaki kehidupan bersama.
Keluarga adalah:
رجل:
Rajulun: Penopang, penguat, pembela, pengayom. Laksana rijlun [kaki] yang menyangga semua anggota tubuh.
Aspek Fungsi inilah Allah menegaskan,
الرجال قوامون على النساء.
Laki-laki [suami] berfungsi untuk mengayomi-menghargai-menghormati, Perempuan [Istri] agar tetap berdiri tegak, sejajar, seiring, seiya sekata dalam ucapan dan tindakan. Itulah makna Qawwámùna : قوامون
Perempuan itu:
Mar’atun: مرأة yang harus terus diperhatikan, dipandang, dihargai, diapresiasi, karena itu sebagai sebuah fitrah insaniyyah, yang dalam Islam menyebutnya dengan:
إمرأة-
الدنيا متاع وخير متاعها المراة الصالحة
المراة الصالحة اذا نظرتها سرتك واذا امرتها اطاعتك واذا غبت عنها حفظت نفسها وولدها ومال زوجها.
Perempuan itu: Annisá’: النساء.
Perempuan yang memiliki perasaan yang tulus, halus, lembut, rasa dan merasanya lebih peka dan lebih sensitif sebagai entitas perempuan. Maka dipadukan oleh Allah dengan padanan equalitas- taswiyah-kesetaraan dalam dimensi: الرجال والنساء
Kami itu: Al-Wálidain- الوالدين: Abun wa Ummun: Bapak dan Ibu. Sebagai sebuah penghargaan Allah atas pasangan hidup yang ikhtiar menghadirkan QURROTA A’YUN : قرة اعين.
Penyejuk jiwa penghilang dahaga, pelepas lelah, pelipur lara, penenang hati, pembahagia diri, pemotivasi, pembuka rizki. Yang itulah makna tersirat dari firman ilahi:
ربنا هب لنا من ازواجنا وذرياتنا قرة اعين واجعلنا للمتقين إماما.
Keluarga itu USRAH: أسرة yang selalu saling menjaga rahasia.
Usrah itu keluarga yang selalu bahagia, سر-سرور-مسرور- اسرة
Keluarga itu usrah: Keluarga yang saling mengingatkan satu dengan yang lain. Karena usrah itu adalah uswah bagi anak dan cucunya nanti.
Keluarga adalah: Usrah- Sarirah
اسرة – سريرة
Perjalanan hidup dalam kemuliaan dan kebaikan yang penuh rahasia ilahi.
Sarir : سرير juga bermakna ranjang, tempat berpadu kasih sayang yang terindah bagi suami istri sebagai dua sejoli yang selalu abadi dalam kenikmatan dan keberkahan ibadah.
Anak: itu adalah zurriyah keturunan yang mewarisi karakter dan watak orang tuanya, maka harus diperkuat sejak dini akan ketahanan keluarga.
Anak itu [الاولاد] anak yang lahir dari buah hati ayah bundanya yang diawali dengan cinta kasih yang mendalam dalam ikatan mitsaqon ghalizhan yang terpatri dalam karakter anaknya.
Anak dengan segala tingkatannya, sobiyyun, thiflun, murahiqun, fatan menggambarkan peran pendidikan dan pengajaran yang sesuai dengan tingkatan umurnya.
NASIHAT-NASIHAT PENTING UNTUK MEMPERSIAPKAN GENERASI EMAS.
NASIHAT PERTAMA:
TUJUH HAL UTAMA PERBENDAHARAAN KEBAIKAN (كنوز البر) YANG WAJIB TERTUNAIKAN OLEH SETIAP YANG BERIMAN: NASIHAH SYAIKH NASHR BIN MUHAMMAD BIN IBRAHIM AL-SAMARQANDY.
سبعة أشياء من كنوز البر و كل واحد منها واجب بكتاب الله تعالى
أولها: الاخلاص فى العبادة لقول الله عز وجل وما أمروا إلا ليعبدوا الله مخلصين له الدين حنفاء.
والثانى : بر الوالدين لقوله تعالى أن اشكر لى ولوالديك إلى المصير.
والثالث: صلة الرحم لقوله تعالى واتقوا الله الذى تسائلون به والارحام.
والرابع: أداء الأمانة لقوله تعالى إن الله يأمركم أن تؤدوا الأمانات إلى أهلها.
والخامس: أن لا يطيع أحدا فى المعصية لقول الله تعالى ولا يتخذ بعضنا بعضا اربابا من دون الله.
والسادس: أن لا يعمل بهوى نفسه لقول الله تعالى ونهى النفس عن الهوى.
والسابع: أن يجتهد فى الطاعة ويخاف الله تعالى ويرجو ثوابه لقوله تعالى يدعون ربهم خوفا وطمعا ومما رزقناهم ينفقون.
Ada Tujuh yang termasuk dalam kategori perbendaharaan kebaikan. Masing-masing secara langsung dijelaskan dalam Al-Quran al-Karim, kita Allah yang maha mulia.
Pertama: Keikhlasan dalam beribadah. (KeIkhlasan). Berdasarkan Firman Allah SWT, Tiadalah mereka diperintahkan kecuali mereka ikhlas dalam beribadah kepada Allah sekaligus mereka lurus dan patuh.
Kedua: Berbakti kepada kedua orang tua. (Kebaktian). Berdasarkan Firman Allah, Hendaklah Anda Bersyukur kepada-Ku dan Hendaklah jua bersyukur kepada kedua orang tua dan Kepada-Ku lah tempat kembali.
Ketiga: Menjalin hubungan antara sesama. (Kesilaturrahiman). Berdasarkan Firman Allah SWT, Hendaklah
Kalian Bertaqwa kepada Allah SWT yang kalian berharap segalanya kepada Allah, dan hendaklah kalian perkuat silaturrahim kekeluargaan dan keakraban.
Keempat: Menunaikan Amanah- Titipan. (Keamanahan). Berdasarkan Firman Allah SWT, Sesungguhnya Allah SWT memerintahkan untuk menunaikan amanah kepada yang berhak menerimanya.
Kelima: Tak Ada ketaatan kepada siapapun dalam kemaksiatan terhadap Allah SWT. Berdasarkan Firman Allah SWT, Jangan sebagianmu diantara sebagian yang lain menjadikan Tuhan Pelindung Selain Kepada Allah SWT.
Keenam: Tak boleh beramal perbuatan berdasar hawa nafsu sendiri. Berdasarkan Firman Allah SWT, mencegah hawa nafsunya.
Ketujuh: Hendaklah bersungguh sungguh dalam menjalankan ketaatan, hendaklah dia takut kepada Allah SWT, sembari terus mengharapkan pahala dari Allah SWT. Berdasarkan Firman Allah SWT, mereka berdoa kepada Allah SWT dengan penuh ta’ziem dan penuh optimisme dan menafkahkan dari sebagian yang kami berikan rizki kepada mereka.
TUJUH “K” PERBENDAHARAAN KEBAIKAN:
1. KEIKHLASAN
2. KEBAKTIAN
3. KEHARMONISAN
4. KEAMANAHAN
5. KETAATAN
6. KESADARAN DIRI
7. KESUNGGUHAN
NASIHAT KEDUA:
LIMA KODE ETIK PEGIAT DAKWAH DAN PENDIDIKAN ANAK DALAM KONTEKS AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR.
قال الفقيه ابو الليث رضى الله تعالى عنه فالذي يأمر بالمعروف يحتاج الى خمسة اشياء:
اولها العلم لأن الجاهل لا يحسن الأمر بالمعروف
والثانى ان يقصد به وجه الله تعالى واعزاز الدين
والثالث الشفقة على من يأمر باللين والتودد ولا يكون فظا غليظا لأن الله تعالى قال لموسى وهرون عليهما السلام حين بعثهما الى فرعون فقولا له قولا لينا.
والرابع: ان يكون صبورا حليما لان الله تعالى قال فى قصة لقمان عليه السلام وامر بالمعروف وانه عن المنكر واصبر على ما اصابك
والخامس: أن يكون عاملا بما يأمر لكيلا يعير به ليدخل تحت قوله تعالى اتأمرون الناس بالبر وتنسون انفسكم [تنبيه الغافلين للشيخ نصر بن محمد بن ابراهيم السمرقندى ص: ٣٣-٣٤].
Syaikh al-Faqih Abu Al-Laits Assamarqandy berhujjah, Ada lima syarat utama bagi para pegiat dakwah amar-ma’ruf:
Pertama: Memiliki ilmu pengetahuan agama yang kuat. Sebab orang yang lemah bahkan kurang ilmu pengetahuan keagamaannya tidak akan bisa baik dan benar dalam menyampaikan amar ma’ruf.
Kedua: Menuju tujuan hanya kepada Allah swt semata dan meninggikan dan memuliakan ajaran agama.
Ketiga: Menyayangi, menyenangi, mencintai, mengasihi orang yang menerima ajakan kebaikan dengan penuh kelembutan dan kasih sayang, jangan sekali-kali berdakwah dengan kekerasan, kebencian hati, sebab Allah swt memberikan bimbingan dakwah kepada Nabi Musa dan Nabi Harun untuk menyeru kepada Fir’aun dengan lemah lembut.
Keempat: Memiliki sifat shabar dan penyayang karena sesungguhnya Allah swt memberikan percontohan dengan kisah Luqman al-Hakim,
وأمر بالمعروف وانه عن المنكر واصبر على ما اصابك
Kelima: Mengamalkan apa yang disampaikannya agar tidak menjadi cacat cela dan masuk dalam teguran Allah swt, menyuruh orang berbuat kebaikan sementara dia melupakan dirinya. [اتأمرون الناس بالبر وتنسون انفسكم
NASIHAT KETIGA: DOA DAN MOTIVASI
TUJUH ASBAB DOA TIDAK TERKABULKAN: NASIHAT SANG SUFI.
وقيل لبعض الحكماء إنا لندعوا فلا يستحاب لنا وقد قال الله تعالى ادعونى استجب لكم ؟
قال لأن فيكم سبع خصال تمنع دعائكم من السماء قيل وما هن؟
قال :
اولها: انكم اسخطتم ربكم ولم تطلبوا رضاه يعنى انكم تعملون اعمالا توجب عليكم السخط من الله بها ولم ترجعوا عن ذلك ولم تندموا على ما فعلتم.
والثانى: انكم تقولون نحن عبيد الله ولا تعملون عمل العبيد يعنى ان العبد يعمل بما أمره سيده ولا يخرج عن أمره.
والثالث: أنكم تقرؤون القرآن ولم تتعاهدوا حروفه يعنى لا تقرؤون بالتفكر والتعظيم ولا تعملون بما أمر الله فيه.
والرابع: انكم تقولون نحن أمة محمد ولم تعملوا بسنته يعنى انكم تأكلون الحرام والشبهة ولا ترجعون عنهما
والخامس: انكم تقولون ان الدنيا عند الله لا تساوى جناح بعوضة وقد أطمأننتم اليها.
والسادس: انكم تقولون انها زائلة واعمالكم اعمال المقيمين بها.
والسابع: انكم تقولون ان الآخرة خير من الدنيا ولا تجتهدون فى طلبها وتختارون الدنيا على الآخرة. [تنبيه الغافلين للشيخ نصر بن محمد السمرقندى ص: ١٤٥]
Ada dialog antara sang Sufi yang bijaksana dengan seseorang, sembari bergumam, kami terus berdoa kepada Allah tapi tak kunjung dikabulkan doa kita oleh Allah wal Allah telah berfirman “Berdoalah pasti Aku kabulkan permohonan kalian”?
Sang Sufi bijak ini menjawab pertanyaan tersebut dengan berargumen sebagai berikut:
Doa terhalang terkabul dari langit karena pada kalian ada tujuh masalah yang masih membersamaimu.
Manakah yang tujuh masalah itu? Tanya orang itu.
Sang sufi bijak menjawab.
Pertama: Kalian telah membuat Allah murka dan kalian belum pernah meminta ridha Allah itu. Dimana kalian mengerjakan perbuatan yang menyebabkan Allah swt murka namun kalian tidak kembali kepada Allah, tidak menyesali perbuatan yang membuat Allah murka itu.
Kedua: Kalian nyatakan diri sebagai Hamba Allah tapi tidak beramal perbuatan seperti sang Hamba. Sebab hamba itu bekerja apa saja yang diperintahkan oleh tuannya dan hamba itu tak pernah menyeleweng dari perintah tuannya.
Ketiga: Kalian sering baca Al-Quran namun kalian tidak memperhatikan huruf-hurufnya. Di mana kalian baca al-Quran tapi tak kalian berfikir, merenungi dan mengagungkan al-Quran yang kalian baca.
Keempat: Kalian menyatakan diri Kami umat Nabi Muhammad Saw namun kalian tinggalkan sunnahnya, di mana kalian memakan barang yang haram, barang yang syubhat tapi kalian tidak mengembalikan barang yang haram dan syubhat itu.
Kelima: Kalian katakan sesungguhnya dunia itu di sisi Allah swt tidak menyamai sayapnya kuman saking kecilnya dunia ini, namun sayang kalian kok tenang dengan duniamu ini.
Keenam: Kalian katakan semua harta benda akan hilang musnah, tapi pekerjaan kalian seperti orang yang mau menetap selamanya.
Ketujuh: Kalian katakan sesungguhnya akhirat lebih baik dari dunia, tapi sayang kalian lebih memilih dunia ketimbang akhirat, dan kalian tak bersungguh-sungguh mencari amal akhirat. Dan tidak memilih duniawi daripada akhirat. [Tanbiihul Ghafilin, h. 135].
EPILOG:
Generasi Emas berawal dari pola pendidikan yang konprehensif yang dimulai dari proses pembentukan keluarga yang terpatri sakinah, mawaddah, rahmah yang terselimuti dengan didikan yang ramah anak, ramah lingkungan dan ramah digital sebagai medium pengembangan karakter anak-anak. Ini sejalan dengan nasihat Nabi Muhammad saw:
علموا اولادكم او ادبوا اولادكم فانهم خلقوا لزمان غير زمانكم
Ajar dan didikanlah anak-anak kalian sesuai dengan zamannya,karena mereka tercipta terorbit yang berbeda dengan zaman orang tuanya.
Demikian tulisan singkat ini, meski tidak sistematis, tidak runut, bahkan kurang ilmiah, tapi minimal dapat mengisi ruang diskusi dan ruang literasi bagi masyarakat awam.
والله اعلم.
Penulis adalah Direktur Pascasarjana UIN Mataram