Oleh: Kahfi Amiruddin Umar (2283010) │
Tugas Mata Kuliah Psycholinguistics
Dosen Pengampu Mata Kuliah: M. Rajabul Gufron, S.Pd, M.A
MANUSIA adalah makhluk sosial di mana manusia sangat membutuhkan yang namanya interaksi sosial terlebih lagi di lingkungan masyarakat. Di mana bahasa juga bisa menunjukkan identitas dari suatu bangsa. Contohnya di Indonesia. Indonesia memiliki bahasa persatuan yang dinamakan Bahsa Indonesia. Tapi, perlu kita ketahui juga bahwasanya di setiap wilayah atau daerah di Indonesia memiliki banyak keberagaman bahasa dan budaya.
Setiap bahasa pada dasarnya merupakan simbol jati diri dari seseorang. Begitu juga bahasa bisa menjadi jati diri suatu bangsa. Yang dinamakan jati diri di sini adalah, tanda yang mewakili dan yang membuat suatu bahasa berbeda dari bahasa yang satu dengan bahasa yang lain.
Bahasa sangatlah penting dalam kehidupan setiap orang. Bahasa selalu digunakan di manapun dan kapanpun, karena bahasa bersifat fleksibel. Di mana, bahasa dapat berkembang dan berubah, tergantung tempat bahasa itu berada. Selain sebagai alat komunikasi, bahasa juga bisa menjadi alat untuk mengekspresikan diri seseorang.
Saking pentingnya yang namanya bahasa seseorang yang mempunyai masalah dengan bahasa atau penyakit kebahasaan akan membuat mereka sulit untuk berkomunikasi dan berinteraksi sosial. Banyak hal yang menyebabkan penyakit kebahasaan, contohya: Adanya ganguan pada sistem saraf otak yang menyebabkan seseorang sulit untuk berbicara.
Tidak dapat dipungkiri bahwa bahasa juga bersifat mutlak pada diri suatu bangsa. Karena tidak akan disebut suatu bangsa jika tidak mempunyai bahasa. Contohnya di Indonesia. Di Indonesia memiliki kurang lebih sekitar 1.340 suku. Sudah pasti dari setiap suku di Indonesia memiliki bahasa dan budayanya masing-masing. Untuk mempermudah komunikasi antar setiap suku, maka terciptalah bahasa persatuan yang dinamakan Bahasa Indonesia.
Tapi, terkadang masih banyak orang yang bisa dikatakan belum mahir atau lancar menggunakan bahasa persatuannnya. Ada beberapa faktor yang membuat seorang warga negara sulit untuk mengucapkan bahasa kesatuannya antara lain:
Ketidakbiasaan Menggunakan Bahasa Persatuannya
Seseorang warga negara yang tinggal di daerah pelosok dominan sulit menggunakan bahasa kesatuannya dikarenakan jarang berinteraksi dan berkomunikasi menggunakan bahasa kesatuannya.
Migrasi atau Perbedaan Budaya
Orang yang berpindah dari satu negara ke negara lain (migrasi), memiliki bahasa dan budaya yang berbeda yang menyebabkan orang tersebut memerlukan waktu yang cukup lama untuk memahami bahasa baru.
Gangguan Bahasa atau Kondisi Medis
Ada beberapa orang yang di mana mereka memiliki gangguan saraf pada organ tertentu yang menyebabkan sulit untuk mengucapkan kata.
Keterbatasan Pendidikan
Seorang yang tidak pernah diajarkan tentang bahasa formal, biasanya akan kesulitan dalam mengucapkan bahasa persatuannya, karena mereka tidak pernah paham dengan bahasa persatuannya sendiri.
Seperti yang kita ketahui bersama bahasa adalah alat komunikasi yang paling penting dalam lingkungan sosial dan budaya. Di manapun dan kapanpun bahasa akan selalu diperlukan. Tanpa bahasa orang akan sulit untuk berkembang. Bahkan bahasa juga bisa menunjukkan tinggi rendahnya kualitas manusia di mata manusia lainnya.
Menjaga dan melestarikan bahasa adalah kewajiban bagi setiap individu. Di mana bahasa memiliki peran yang sangan penting baik dalam konteks, sosial, budaya maupun dalam pendidikan.
Bahasa juga sebagai identitas suatu bangsa dan wajib untuk dijaga dan dilestarikan terutama bahasa-bahasa yang bisa kita anggap kuno. Semakin berjalannya waktu tidak menutup kemungkinan kalau bahasa-bahasa kuno akan digantikan oleh bahasa yang baru. Bisa kita lihat di zaman sekarang sudah banyak bahasa baru yang berkembang dan membuat kita lupa dengan bahasa daerah kita sendiri.
Bisa dikatakan bahwa bahasa adalah identitas suatu bangsa. Setiap bahasa mencerminkan cara pandang dan kepercayaan suatu bangsa melalui bahasa yang diwariskan dari turun temurun. Ketika bahasa suatu bangsa mulai punah, banyak aspek penting yang akan ikut hilang tertelan oleh zaman. Untuk menjaga dan melestarikan bahasa agar tidak punah, kita harus menganggap bahasa itu adalah bagian dari diri kita dan sering menggunakan bahasa tersebut, dalam artian kita harus bisa membuat bahasa tersebut menjadi multibahasa, sehingga bahasa tidak mudah hilang dan bisa bersifat abadi.(*)
Penulis adalah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Nahdlatul Wathan (UNW) Mataram, 2024