JAKARTA, LOMBOKTODAY.ID – Ketua Badan Kerja Sama Parlemen (BKSP) DPD RI, Gusti Farid Hasan Aman menegaskan, bahwa di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, arah kebijakan pembangunan nasional difokuskan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen.
Target ambisius ini bukan tanpa preseden, namun harus ditempuh melalui strategi pembangunan yang lebih berkelanjutan. ‘’Pertumbuhan serupa memang pernah tercapai di masa lalu, tetapi sangat bergantung pada ekspor komoditas mentah yang rentan. Kini strategi pembangunan diarahkan pada hilirisasi industri, transformasi digital, dan penguatan sektor pariwisata,’’ kata Gusti Farid saat Rapat Kerja secara virtual, Jakarta, Kamis (28/8/2025).
Menurutnya, pariwisata memiliki potensi unik karena tumbuh dari keragaman lokal, memberdayakan komunitas, serta memberikan efek ganda yang signifikan terhadap ekonomi nasional maupun daerah. Data tahun 2024 menunjukkan geliat positif sektor pariwisata, dengan lebih dari 13,9 juta wisatawan mancanegara, 1,02 miliar perjalanan wisatawan nusantara, kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 4,04 persen, dan penyerapan tenaga kerja mencapai 25 juta orang.
‘’Capaian tersebut tidak menutup fakta masih adanya tantangan struktural, terutama di wilayah 3T (Terdepan, Terpencil, Tertinggal). Namun, kita masih menghadapi masalah aksesibilitas, keterbatasan fasilitas dasar, kualitas SDM pariwisata, hingga pasokan listrik yang belum memadai. Padahal, listrik merupakan denyut nadi aktivitas pariwisata modern,’’ jelas Senator asal Kalimantan Selatan (Kalsel) ini.
Dalam konteks ini, BKSP DPD RI menekankan pentingnya penguatan infrastruktur kelistrikan, sejalan dengan agenda transisi energi menuju sumber daya bersih dan berkelanjutan. Pada dasarnya Indonesia memiliki potensi besar energi terbarukan yang banyak tersebar di kawasan wisata unggulan.
‘’Dengan mengintegrasikan pengembangan pariwisata dan pemanfaatan energi terbarukan, kita bukan hanya memperkuat daya saing destinasi, tetapi juga menunjukkan komitmen Indonesia terhadap pembangunan rendah karbon dan adaptasi perubahan iklim global,’’ tegas Gusti Farid.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua BKSP DPD RI, Mirah Midadan Fahmid menegaskan, bahwa ketersediaan tenaga listrik di Nusa Tenggara Barat (NTB) sangat penting mengingat daerah ini kerap menjadi tuan rumah berbagai ajang besar seperti MotoGP.
Namun demikian, ia menekankan kebutuhan listrik tidak hanya krusial bagi sektor pariwisata, tetapi juga bagi seluruh sektor strategis di berbagai daerah. ‘’Bukan hanya di NTB saja, ketersediaan dan keandalan suplai listrik merupakan tulang punggung pertumbuhan ekonomi baik di tingkat daerah maupun nasional,’’ tegas Mirah Midadan.
Menanggapi hal tersebut, Executive Vice President Operasi Distribusi Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara PT PLN (Persero), Rudi Purnomoloka menyatakan siap menjaga keandalan kelistrikan di NTB. Hal itu dilakukan melalui penguatan infrastruktur kelistrikan, penerapan zero down time, pengembangan EBT, serta dukungan terhadap destinasi pariwisata. ‘’Dukungan daya yang cukup mampu untuk melayani keandalan 11 kawasan strategis Provinsi NTB,’’ katanya.(arz)