BUMN Harus Siap-Siap Melakukan Efisiensi Anggaran

- Jurnalis

Senin, 17 Februari 2025 - 11:01 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Salamuddin Daeng.

Salamuddin Daeng.

Oleh: Salamuddin Daeng │

SETELAH APBN berhasil dipangkas, dan menghasilkan sisa uang Rp306 triliun, maka sekarang BUMN yang giliran harus siapa-siap melakukan efisiensi anggaran, memangkas pos-pos pemborosan dan memfokuskan sumber dana BUMN dalam rangka pencapaian program pemerintah.

Pendapatan pemerintah dan BUMN tidak jauh berbeda. Pendapatan dan belanja negara dalam APBN sekitar Rp3.600 triliun. Sekarang berkurang menjadi Rp3.300 triliun. Sementara revenue seluruh BUMN sekitar Rp3.200 triliun pada tahun 2023. Demikian juga utang negara tidak berbeda jauh dengan utang BUMN. Utang pemerintah yakni sekitar Rp8.500 triliun. Jadi, keduanya baik negara dan BUMN memiliki karateristik yang sama dalam masalah keuangan dan cara pengelolaan keuangan.

Di masa sebelumnya yakni sebelum ide penghematan atau efisiensi anggaran ini ada, baik pemerintah maupun BUMN keduanya mengkampanyekan anggaran yang memingkat untuk menarik minat para investor agar berinvestasi dalam obligasi negara maupun obligasi BUMN. Adapun BUMN selalu mengkampanyekan kenaikan capital expenditure (Capex) dalam usaha meningkatkan performa perusahaan. Kenaikan capex adalah ukuran utama bagi semua BUMN untuk menunjukkan bahwa mereka layak investasi. Sebaliknya kalau capex-nya turun, maka BUMN itu artinya tidak dipercaya publik.

Baca Juga :  Komite III DPD RI Desak Penguatan Rehabilitasi Pecandu Narkoba

Namun, sekarang BUMN tidak dapat lagi melakukan hal dikarenakan ide besar dari pemerintahan Prabowo-Gibran adalah penghematan. Usaha ini adalah model pengeloalaan keuangan baru sebagai jawaban atas keprihatinan atas kondisi keuangan. Sekaligus membuka wacana baru bahwa negara harus punya tabungan, harus punya persediaan anggaran yang besar untuk membiayai proyek proyek yang produktif ke depan.

Harus diakui bahwa banyak BUMN tidak mungkin lagi bisa mendapatkan pendapatan (revenue) yang berarti dikarenakan banyak membiayai proyek proyek yang tidak peoperly di masa lalu. Hal ini dihadapi oleh BUMN dalam sektor infrastruktur. BUMN semacam ini mengandalkan proyek-proyek baru sebagai revenue mereka. Sumber anggarannya dari utang, penyertaan modal negara dan investasi pemerinah. Sekarang dalam tema pemotongan angaran atau efisiensi semua harus berubah haluan 180 derajat. Tidak ada tambahan utang, tidak ada peyertaan modal negara lagi yang selama ini menjadi sumber kebocoran.

Baca Juga :  Gelombang Pertama Mutasi Pejabat Lingkup Pemkab Lombok Timur

Sementara BUMN energi terutama migas juga mengandalkan capex yang didanai utang dan obligasi sebagai sumber uang. Hal ini dikarenakan BUMN energi menghadapi banyak pelemahan terkait produksi migas yang menurun, kilang yang merugi, akusisi ladang migas yang gagal, pebelian aset migas tidak produktif dan lain sebagainya. Sekarang harus mengubah tema yakni penghematan, mengurangi belanja, membayar penuh deviden kepada negara. Semua keuntungan ini akan disimpan sebagai cadangan keuangan negara untuk membiayai program dan proyek produktif. Tapi omon-omon, proyek apa ya?.(*)

Penulis adalah Pengamat Ekonomi Politik.

Berita Terkait

RUPS Luar Biasa PT Bank NTB Syariah: Penguatan Modal dan Perubahan Susunan Pengurus untuk Peningkatan Kinerja
Jaga Stabilitas Harga Pangan, Pemprov NTB Intensifkan GPM Jelang Nataru
Bank NTB Syariah Raih Penghargaan “Bank dengan Sinergi Program Akselerasi QRIS Terbaik” pada Anugerah BI NTB 2025
Dipandang Urgent, Gubernur NTB Hadiri Rakornas RUU Daerah Kepulauan di Senayan
Reformasi Layanan Kesehatan Berbuah Manis bagi NTB, Gubernur Iqbal Terima Penghargaan Kemendagri
Astra Motor NTB Hadirkan Program Honda Bestie Bayar Enteng di Desember
NTP NTB November 2025 Naik 1,61 Persen
Mau Tau Beda Honda Stylo ABS dan CBS, Simak Penjelasannya!

Berita Terkait

Jumat, 5 Desember 2025 - 08:01 WIB

RUPS Luar Biasa PT Bank NTB Syariah: Penguatan Modal dan Perubahan Susunan Pengurus untuk Peningkatan Kinerja

Rabu, 3 Desember 2025 - 07:00 WIB

Bank NTB Syariah Raih Penghargaan “Bank dengan Sinergi Program Akselerasi QRIS Terbaik” pada Anugerah BI NTB 2025

Selasa, 2 Desember 2025 - 15:07 WIB

Dipandang Urgent, Gubernur NTB Hadiri Rakornas RUU Daerah Kepulauan di Senayan

Senin, 1 Desember 2025 - 21:12 WIB

Reformasi Layanan Kesehatan Berbuah Manis bagi NTB, Gubernur Iqbal Terima Penghargaan Kemendagri

Senin, 1 Desember 2025 - 16:00 WIB

Astra Motor NTB Hadirkan Program Honda Bestie Bayar Enteng di Desember

Berita Terbaru

Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal (paling kanan) didampingi istri pose bersama Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman (paling kiri) yang juga didampingi istri.

Politik

NTB dan Sulsel Sepakat Perluas Kerja Sama Strategis

Jumat, 5 Des 2025 - 19:07 WIB