JAKARTA, LOMBOKTODAY.ID – Satu korban kritis penembakan oleh Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) yang telah dirawat di RS Idris Shah Serdang sejak 24 Januari 2025 lalu, dilaporkan telah meninggal dunia pada hari ini, Selasa (4/2/2025). Almarhum telah menjalani operasi pengangkatan ginjal karena terkena peluru, namun kondisinya terus memburuk, hingga akhirnya meninggal dunia.
Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia Kementerian Luar Negeri (PWNI Kemlu), Judha Nugraha mengatakan bahwa identitas almarhum hingga saat ini belum diketahui. Mengingiat almarhum tidak membawa sama sekali dokumen identitas diri. ‘’Sesama WNI yang dirawat di RS Idris Shah Serdang juga tidak mengenal detail data almarhum. KBRI Kuala Lumpur terus mengupayakan proses identifikasi antara lain melalui rekam biometrik,’’ kata Direktur PWNI Kemlu, Judha Nugraha, dalam siaran resminya, Selasa (4/2/2025).
Sedangkan satu WNI lainnya, yang awalnya berstatus kritis inisial MH (asal Aceh), saat ini dalam kondisi stabil setelah menjalani operasi dan telah dipindahkan ke ruang rawat biasa. Informasi mengenai kondisi MH juga telah disampaikan langsung kepada pihak keluarga yang bersangkutan oleh Kementerian Luar Negeri (Kemlu).
Judha Nugraha menjelaskan, terkait penangkapan satu WNI pada tanggal 1 Februari 2025 oleh Kepolisian Selangor, KBRI Kuala Lumpur telah mengirimkan Nota Diplomatik untuk meminta penjelasan dan akses kekonsuleran bagi WNI dimaksud. ‘’Berdasarkan komunikasi KBRI Kuala Lumpur c.q. Atase Polisi dengan Kepala Kepolisian Selangor pada hari ini, Selasa (4/2/2025), akses kekonsuleran akan segera diberikan kepada KBRI Kuala Lumpur. PDRM tangkap 1 WNI yang masuk dengan visa turis dan diduga ada kaitannya dengan peristiwa di Tanjung Rhu. Data menunggu akses konsuler,’’ jelas Judha Nugraha.
Adapun terkait permintaan Indonesia mengenai proses penyelidikan secara menyeluruh atas insiden ini, pihak penyidik Kepolisian Daerah Selangor telah menetapkan tiga pasal, di mana satu pasal terkait Akta Senjata Api 1960 yang digunakan untuk menginvestigasi petugas APMM atas dugaan kesalahan dalam penggunaan senjata.
Seperti diketahui bahwa korban penembakan oleh Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) pada tanggal 24 Januari 2025 ada 5 (lima) orang, dengan rincian; 2 (dua) orang meninggal dunia yakni inisial B dan satu orang lain belum teridentifikasi (yang meninggal hari ini); 1 orang masih dirawat inisial MH, dan 2 (dua) orang sudah sembuh yakni inisial HA dan MZ. Inisial MH asal Aceh, inisial B, HA dan MZ asal Riau.(arz)