MATARAM, LOMBOKTODAY.ID – Pesantren adalah benteng pertahanan umat, bangsa dan negara dari serangan degradasi moral yang mengancam generasi.
Pesantren lahir jauh sebelum negara Indonesia ada. Bahkan, pesantren ikut membidani lahirnya NKRI. Ulama’, Pimpinan Ponpes dan santri ikut mengusir penjajah dari bumi Nusantara.
Pimpinan Ponpes Dhia’ul Fikri Desa Sukarara, TGR Gunawan Ruslan, Lc menyampaikan, bahwa Pesantren tidak boleh dirusak dengan ulah oknum yang melalukan pelecehan seksual yang sedang viral saat ini.
”Itu kasuistik, satu makan nangka semua kena getahnya. Masih banyak pesantren yang istiqomah, lurus dan jauh dari stigma buruk. Para ulama’, tuan guru, pimpinan Ponpes yang ikhlas, hebat dan soleh. Masih ribuan yang mendedikasikan hidupnya untuk perjuangan umat,” kata TGR Gunawan Ruslan, Lc saat dialog dengan RRI Mataram.
TGR Gunawan Ruslan sepakat orang tua harus selektif dan teliti dalam menitipkan anak-anaknya mondok.
”Treking kurikulum, kegiatan harian, materinya, chek kapasitas asrama, chek jumlah pembina, periksa apakah terpisah asrama putra dan putri,” ujar TGR Gjnawan Ruslan.
Jangan kerena gratis, diiming-iming seragam, buku dan alat tulis, lalu tanpa pikir panjang orang tua masukkan anaknya ke pesantren.
Sebagai Sekretaris Forum Kerjasama Pondok Pesantren (FKSPP) Kabupaten Lombok Timur (Lotim), harus bergandengan tangan bersama pemerintah, pemerhati anak, APH dalam melakukan pengawasan.
FKSPP mengajak Kementerian Agama (Kemenag), Pemprov NTB dan Pemkab/Pemkot se-NTB untuk merealisasikan rekomendasi seminar satu tahun lalu di Hotel Lombok Raya membentuk Satuan Tugas (SATGAS) Pengawas Pondok Pesantren dalam upaya pencegahan tindak kekerasan seksual dan lainnya.
”Semoga kasus ini bukan by design atau ditunggangi oleh kekuatan yang tidak ingin bangsa kita ini bertahan dengan adat ketimurannya yaitu menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan luhur Bangsa Indonesia, di mana Pesantren adalah menjadi ujung tombak pertahanan moral. Mari bergadeng tangan, bersatu menjaga marwah Pesantren untuk keselamatan generasi kita dari kerusakan moral dan akhlaq,” ungkap TGR Gunawan Ruslan.(eef)