LOMBOK TIMUR, LOMBOKTODAY.ID – Sekda Lotim, HM Juaini Taofik menekankan pentingnya kinerja Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang efektif. Bahkan secara khusus Sekda Juaini Taofik meminta Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setdakab Lotim untuk melakukan pemantauan ketat terhadap pelaksanaan upaya pengendalian harga.
Hal ini membuktikan bahwa pihak Pemkab Lotim telah menunjukkan respons cepat terhadap lonjakan harga komoditas strategis seperti cabai, bawang merah, dan gula. Salah satu poin utama yang ditekankan Sekda Juaini Taofik adalah perlunya sinkronisasi data harga antara Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Badan Pusat Statistik (BPS).
Ia meminta agar data harga yang bersumber dari internal Pemkab Lotim harus seragam dan dilaporkan dengan mekanisme yang identik ke Bapanas. “Data yang masuk ke Bapanas dengan yang dilaporkan statistik harus sama. Harga yang kita laporkan pun harus seragam, dengan mekanisme pelaporan yang identik,” tegas Sekda Juaini Taofik dalam rapat intensif untuk membahas langkah-langkah pengendalian inflasi, di ruang kerjanya, Selasa (22/4/2025).
Sekda Juaini Taofik menginstruksikan agar data dari Dinas Ketahanan Pangan (DKP) dan Dinas Perdagangan segera disamakan dan divalidasi. Lebih lanjut, Sekda Juaini Taofik menekankan idealnya penggunaan satu sumber data harga dari Dinas Perdagangan yang kemudian dilaporkan ke Bapanas. Ia mengingatkan TPID untuk tidak gagal dalam mengendalikan harga dan meminta kedisiplinan pedagang agar tidak memanfaatkan situasi kenaikan harga.
Menyikapi kondisi cuaca yang kurang menguntungkan dan berpotensi mengganggu ketersediaan stok, Sekda Juaini Taofik menjelaskan, langkah paling realistis yang akan segera dilakukan Pemda Lotim adalah operasi pasar (OP).
Langkah ini telah disepakati oleh Tim TPID dan champion cabai sebagai upaya cepat menekan harga di tingkat konsumen. Sekda Juaini Taofik juga menyoroti peran penting media dalam menyampaikan informasi yang akurat dan menenangkan masyarakat.
Meskipun angka Indeks Harga Produsen (IPH) saat ini masih berada di kisaran 4, yang dianggap relatif baik dibandingkan pengalaman sebelumnya yang mencapai angka 7, Sekda Juaini Taofik tetap mengingatkan akan pentingnya kewaspadaan dan tindakan proaktif.
Di akhir arahannya, Sekda Juaini Taofik menginstruksikan agar Tim TPID bekerja lebih efektif dan tidak terkejut dengan fluktuasi harga. Ia menekankan bahwa pemahaman akan dinamika perdagangan dan komunikasi yang baik, menjadi kunci dalam pengelolaan harga.
TPID tidak hanya terdiri dari OPD dan instansi vertikal, tetapi juga pedagang dan masyarakat petani. TPID mengendalikan inflasi di daerah, dengan memonitor dan menganalisis pergerakan harga di pasar, serta melakukan tindakan preventif dan korektif.(Kml)