DPD RI: Penurunan TKD Menambah Beban Daerah

- Jurnalis

Senin, 8 September 2025 - 15:09 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Suasana Sidang Paripurna Luar Biasa ke-1 dalam rangka Pengesahan Pertimbangan DPD RI terhadap RAPBN Tahun Anggaran 2026, di Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (8/9/2025).

Suasana Sidang Paripurna Luar Biasa ke-1 dalam rangka Pengesahan Pertimbangan DPD RI terhadap RAPBN Tahun Anggaran 2026, di Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (8/9/2025).

JAKARTA, LOMBOKTODAY.IDDewan Perwakilan Daerah (DPD RI) menyoroti tajam penurunan dana Transfer ke Daerah (TKD) tahun depan. Hal ini dinilai akan menambah beban masyarakat dan pelaku usaha di daerah. DPD RI menilai kebijakan ini menunjukkan bahwa APBN 2026 kurang berpihak pada kepentingan daerah, melemahkan semangat otonomi daerah, serta mengurangi efektivitas desentralisasi fiskal.

“Pada prinsipnya DPD RI mengharapkan bahwa APBN sebagai instrumen keuangan negara harus mampu untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, membangun perekonomian nasional, dan melaksanakan pemerataan pembangunan di seluruh Indonesia,” ucap Ketua DPD RI, Sultan B Najamudin membuka Sidang Paripurna Luar Biasa ke-1 bersama Wakil Ketua DPD RI, GKR Hemas dan Yorrys Raweyai, dalam rangka Pengesahan Pertimbangan DPD RI terhadap Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran 2026, di Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (8/9/2025).

Ketua Komite IV DPD RI, Ahmad Nawardi dalam laporannya menyebutkan, alokasi belanja TKD dalam RAPBN TA 2026 yang hanya 17 persen dari APBN (sekitar Rp650 triliun) berpotensi mempersempit ruang fiskal daerah serta mengurangi fleksibilitas daerah dalam menjalankan roda pemerintahan.

Baca Juga :  Ini Tanda-Tanda Mangkok Kopling Motor Matik Harus Diganti

DPD RI kurang sependapat dengan penurunan yang cukup signifikan terhadap alokasi anggaran TKD di tahun 2026. Kebijakan ini menunjukkan bahwa APBN 2026 kurang memiliki keberpihakan terhadap kepentingan daerah dan melemahkan semangat otonomi daerah, serta mengurangi efektivitas desentralisasi fiskal,” ucap Nawardi.

Lebih lanjut, Nawardi menyebutkan, ketimpangan persentase alokasi antara Belanja Pemerintah Pusat (BPP) dan belanja TKD yang ditandai dengan terus menurunnya persentase alokasi TKD sejak 2020 hingga 2026 berpotensi memperlebar kesenjangan pembangunan antarwilayah, terutama bagi daerah dengan PAD rendah yang masih sangat bergantung pada TKD.

“Kondisi ini dapat mendorong daerah menempuh langkah paling mudah dengan menaikkan pajak daerah, yang pada gilirannya justru akan menambah beban masyarakat dan pelaku usaha, serta berisiko menghambat pertumbuhan ekonomi daerah,” ungkap Nawardi.

Nawardi menambahkan, ditemukan juga penurunan alokasi dana TKD sebesar 29,34 persen dibanding tahun sebelumnya, termasuk pemangkasan tajam pada Dana Bagi Hasil, serta penurunan pada komponen TKD lainnya (DAU, DAK, Dana Otonomi Khusus, Dana Keistimewaan, Dana Insentif Fiskal, dan Dana Desa).

Baca Juga :  Anggota Komisi VI DPR RI Ingatkan Pemerintah Awasi Ketat Penerapan PPN 12 Persen

“Hal itu dipandang bertentangan dengan prinsip desentralisasi fiskal yang berpotensi memperlebar ketimpangan vertikal dan horizontal antara pusat–daerah, memperlemah daya dorong ekonomi lokal, serta menimbulkan risiko tidak tercapainya indikator pembangunan yang bergantung pada peran pemerintah daerah,” tutur Senator asal Jawa Timur tersebut.

Menutup laporannya, Nawardi menyatakan, pengurangan alokasi TKD tanpa mempertimbangkan kapasitas fiskal masing-masing daerah berpotensi menimbulkan tekanan serius bagi pemerintah daerah dalam membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.

DPD RI pada prinsipnya dapat menerima RAPBN TA 2026 sebagai instrumen utama kebijakan fiskal pemerintah dalam mendukung target pembangunan nasional. Namun demikian, DPD RI kurang sependapat dengan kebijakan penurunan Transfer ke Daerah,” pungkas Nawardi.(arz)

Berita Terkait

Komite III DPD RI Desak Penguatan Rehabilitasi Pecandu Narkoba
Kejagung Tetapkan Nadiem Makarim sebagai Tersangka Kasus Chromebook Kemendikbudristek
Lindungi Kreativitas Mahasiswa dan Seniman Daerah, BAP DPD RI Dorong Revisi UU Hak Cipta
Tak Kena Efisiensi, Ketua Komite III DPD RI Dukung Langkah Pemerintah Optimalkan Penyerapan Otsus
Terkait Penembakan Staf KBRI di Peru, BKSP DPD RI Prihatin dan Minta Penyelidikan Tuntas
Ini Cara Sekjen DPD RI Ajak Masyarakat Bertumbuh dalam Wawasan dan Empati
Samsung Galaxy A07 Harga 1.3 Jutaan dengan Spesifikasi Tinggi
Komite III DPD RI Dorong Reformasi Pendidikan Demi Kesejahteraan Guru dan Masa Depan Generasi Bangsa

Berita Terkait

Senin, 8 September 2025 - 15:09 WIB

DPD RI: Penurunan TKD Menambah Beban Daerah

Senin, 8 September 2025 - 13:07 WIB

Komite III DPD RI Desak Penguatan Rehabilitasi Pecandu Narkoba

Kamis, 4 September 2025 - 11:06 WIB

Kejagung Tetapkan Nadiem Makarim sebagai Tersangka Kasus Chromebook Kemendikbudristek

Rabu, 3 September 2025 - 16:01 WIB

Lindungi Kreativitas Mahasiswa dan Seniman Daerah, BAP DPD RI Dorong Revisi UU Hak Cipta

Rabu, 3 September 2025 - 14:03 WIB

Tak Kena Efisiensi, Ketua Komite III DPD RI Dukung Langkah Pemerintah Optimalkan Penyerapan Otsus

Berita Terbaru

Suasana Sidang Paripurna Luar Biasa ke-1 dalam rangka Pengesahan Pertimbangan DPD RI terhadap RAPBN Tahun Anggaran 2026, di Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (8/9/2025).

Nasional

DPD RI: Penurunan TKD Menambah Beban Daerah

Senin, 8 Sep 2025 - 15:09 WIB

New Honda ADV160 Semakin Gagah dan Canggih.

Ekonomi & Bisnis

Jadi SUV Kebanggaan, New Honda ADV160 Semakin Gagah dan Canggih

Senin, 8 Sep 2025 - 14:04 WIB