LOTIM, LOMBOKTODAY.ID – Dunia maya tengah dihebohkan dengan viralnya sebuah video berdurasi 2 menit dari tiga siswi SMPN 1 Terara, Kabupaten Lombok Timur (Lotim). Dalam video tersebut, terlihat tiga siswi menguyah makanan sembari menghina menu MBG yang diterima pada Kamis kemarin (9/10/2025).
Selain menghina menu makanan, tiga ABG itu melontarkan kalimat-kalimat tidak senonoh dengan menyebut istilah yang lazim dalam berhubungan badan (suami-istri) menggunakan bahasa Sasak. Bahkan salah satu di antara mereka terlihat di akhir video membuang makanan bergizi.
Setelah 24 jam viralnya video tersebut, langsung diatensi oleh pihak UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Selong. Pihak PPA bersama Forkopimcam Terara mendatangi sekolah tempat tiga siswi itu bersekolah untuk melakukan pembinaan sekaligus mengklarifikasi kebenaran kejadian yang terekam dalam video.
Dari hasil interogasi PPA, terungkap bahwa video itu dibuat hanya untuk hiburan yang kemudian dijadikan story WhatsApp. “Meski video itu awalnya hanya untuk hiburan, namun dengan cepat menyebar dan menjadi viral di berbagai platform media sosial,” ungkap Yuliani, Kanit UPTD PPA Selong, Jum’at (10/10/2025).
Yuliani menyebutkan, situasi ini menimbulkan kekhawatiran akan dampak psikologis bagi ketiga siswi yang terekam dalam video tersebut. Oleh karena itu, PPA berkomitmen akan mendampingi mereka sampai kondisi psikologisnya kembali normal agar bisa bersekolah dengan nyaman.
Menurutnya, perwakilan PPA, pendampingan psikologis sangat penting untuk mengurangi tekanan dan stigma negatif yang mungkin muncul dari viralnya video ini. “Kami akan melakukan pendampingan psikologis guna mengurangi tekanan bathin,” tambah Yuliani.
Sementara itu, Kepala SMPN 1 Terara, M Zaini mengimbau kepada siswa lainnya agar tidak melakukan bullying terhadap ketiga siswi tersebut. Pihaknya juga akan terus memantau kondisi ketiga siswi yang kini banyak mendapat bulliying dari netizen.
Menurut Kasek, jika suatu saat mereka merasa keberatan untuk tetap bersekolah di SMPN 1 Terara, maka pihak sekolah bersama komite akan berunding mencari solusi. Salah satu opsinya adalah memfasilitasi pemindahan ke sekolah lain yang lebih sesuai bagi mereka.(Kml)