Oleh: H Fahrurrozi Dahlan │
MUQODDIMATUN [PROLOG]
Ada ungkapan simple dari Nabi Muhammad saw tentang orang yang terhormat,
ما أكرم النساء الا كريم وما أهانهن الا لئيم
Tidaklah yang menghormati dan memuliakan perempuan itu melainkan dia pasti orang mulia dan terhormat, dan tidaklah orang yang menghinakan dan merendahkan harkat martabat kaum perempuan itu, melainkan dia orang terhina dan tercela. [al-Hadist].
Dalam sejarah peradaban kemanusiaan, tercatat dan terukir dalam tinta emas akan kiprah perempuan-perempuan hebat, baik perempuan penopang dan pendamping peradaban kenabian sebagai istri-istri nabi, pendamping peradaban intelektualisme, istri-istri filosof,ulama, cendekia, maupun peradaban kerajaan dan kedinastian, kesulthanan sebagai istri-istri para raja,umaro’, sulthan, presiden dan maupun sebagai pendamping setia pegiat keagamaan, kebangsaan, keummatan dan kemanusiaan. Itulah yang kemudian menjelma menjadi sosok perempuan-perempuan hebat, muslimat-muslimat hebat, kuat, cermat dan bermartabat yang selalu hadir dalam menebar manfaat dan mashlahat.
MUSLIMAT DALAM TILIKAN AL-QURAN
Jika kita cermati secara mendetail dan teliti apa yang diungkapkan oleh Allah swt tentang muslimat di dalam teks al-Quran. Maka dapat ditemukan lafazh [مسلمات] dengan segala derivasinya disebut sebanyak 57 kali, sama halnya juga lafazh [مسلمين] disebut sebanyak 57 kali. Ini menandakan keseimbangan hidup antara kaum laki-laki dan kaum perempuan harus sejajar dan saling bersama dalam segala dimensi. Bisa jadi angka lima menandakan lima pondasi utama dalam kehidupan, lima pokok utama dimensi keselamatan, Dimensi tauhid, assyahádah, dimensi shalat, interaksi vertikal spritual kepada Allah, Dimensi puasa, melatih kepekaan sosial, Dimensi zakat, kedermawanan sosial dan dimensi haji, Kembali menuju hakikat kehidupan sejati dalam menata hidup bermanásik menuju ilahi rabbi. Yang kelima pondasi dasar itu harus diterapkan di tujuh dimensi hari dalam lingkaran hidup manusia. Sehingga 57 menggambarkan segmentasi ilahiyyah dan dimensi amaliyah.
Nah, berangkat dari hal itu, menarik untuk dikaji tentang muslimat? Kenapa harus muslimát? Ada apa dengan Muslimát?, sebegitu pentingnya kah muslimat itu sehingga peradaban kemuslimatan itu terabadikan dalam al-Qur’an. Jawabannya sangat tentu dan sangat urgen peran dan strategi muslimat dalam kancah peradaban manusia.
Coba kita cermati apa yang terungkap dalam alquran, cukup hanya dua ayat saja yang kita bahas seputar muslimat sangat jelas dan terang benderang.
Pertama: Surah Al-Ahzáb: ayat 35.
Kedua: Surah al-Tahrim: ayat 5.
Surah al-Ahzab ayat lima menjelaskan tentang karakter baik dan karakter terhormat bagi laki-laki dan perempuan yang disebut bersamaan, berurutan dan kesetaraan.
Firman Allah swt :
ان المسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات والقانتين والقانتات والصادقين والصادقات والصابرين والصابرات والخاشعين والخاشعات والمتصدقين والمتصدقات والصائمين والصائمات والحافظين فروجهم والحافظات والذاكرين الله كثيرا والذاكرات أعد الله لهم مغفرة وأجرا عظيما [الاحزاب: ٣٥].
Ayat ini tidak serta merta turun tanpa sebab, melainkan sebab turunnya karena kaum perempuan atau muslimat di zaman nabi yang dikomandai oleh Pimpinan Pusat Kaum perempuan yaitu Ummahat al-Mukminin, Zaujátin Nabi, Istri-istri nabi Muhammad yang sembari protes dan mengajukan hal ihwalnya di hadapan Nabi Muhammad agar ada kenangan kebaikan dan peradaban yang diabadikan untuk kaum perempuan yang tidak hanya didominasi oleh kaum laki-laki saja.
وذلك ان ازواج النبي صلى الله عليه وسلم قلن يا رسول الله ذكر الله الرجال فى القران ولم يذكر النساء بخير فما فينا بخير نذكر فيه إنا نخاف أن لا يقبل الله منا طاعة فانزل الله هذه الاية ان المسلمين والمسلمات و المؤمنين والمؤمنات….الاية.
Sesungguhnya istri-istri Nabi mengajukan halnya kepada Nabi dengan bertanya, Duhai Rasulullah? Allah telah banyak menyebut kebaikan kaum laki-laki di dalam al-Quran, sementara kami kaum perempuan tidak ada sebutan khusus kepada kami, apa yang akan kami banggakan nanti dalam bentuk kebaikan jika kami tak disebut kebaikan kami dalam al-Quran, justru kami khawatir Allah tidak menerima ketaatan kami? Maka turunlah ayat tersebut.
SEPULUH [10] KARAKTER MULIA MUSLIMAT DALAM SURAT AL-AHZAB AYAT 35 : PUNCAK KEBAHAGIAAN DAN KESELAMATAN KAUM PEREMPUAN
Secara tertib dan berurutan karakter baik dan karakter positif kaum perempuan yang disebut bersandingan dengan kaum laki-laki oleh Allah swt dalam surat al-Ahzab ayat 35 sebagai berikut:
١]. المسلمات
من فوض أمره الى الله.
al-Muslimát: orang yang menyerahkan segala urusannya kepada Allah.
Tingkat pertama ini menjadi penentu untuk meraih karakter yang lain. Jika karakter dan watak muslimatnya kuat, hebat, maka akan muncul karakter-karakter yang berikutnya. yaitu:
٢]. المؤمنات
من أقرت بأن الله ربها ومحمدا رسوله ولم يخالف قلبها لسانها.
Al-mukminat: Orang yang beriqrar setia bahwa Allah sebagai rabbnya dan Nabi Muhammad Nabi dan Rasulnya dan kata hatinya tidak pernah memfiwali kata lisannya.
Muslimát -mu’minát adalah karakter sempurna yang menggabungkan dua sisi, sisi syariah dan sisi aqidah. Penyatuan dua karakter ini menjadi barometer utama bagi kaum perempuan dalam menghadirkan peradaban kebaikan selanjutnya. Maka tidak bisa dipisahkan antara muslimát dengan mukminát dalam segala kifrah kehidupannya.
٣]. القانتات : من اطاعت الله فى الفرض والرسول فى السنة
Perempuan yang taat kepada Allah dalam menjalankan segala kewajiban pokok dan menjalankan ketaatan kepada rasul dalam menjalankan sunnahnya.
Karakter baik yang ketiga yang diabadikan dalam al-Quran adalah ketaatan kaum perempuan pada aspek kewajiban pokok dan ketaatan dalam menjalankan hal ihwal kesunnahan. Perempuan muslimat yang qonitat adalah perempuan yang tegak teguh penderian dalam menjalankan misi kebaikan seberat apapun rintangan dan cobaannya. Nah inilah karakter muslimát [Kaum-kaum perempuan]
٤]. الصادقات : من صان قولها عن الكذب.
Asshodiqot adalah orang yang terpelihara lidahnya dari berkata dusta dan bohong.
Muslimat – Shodiqòt adalah perempuan yang tampil dengan anggun, cantik luar dalam, lidah-lisannya tak pernah berkata kotor, tak pernah umbar fitnah, ghibah, hoaks kepada orang lain. Muslimat- shodiqot ini memang ideal dan terhormat karena dimensi hati dan lisannya selalu menyejukkan dan menenteramkan banyak orang.
٥]. والصابرات
من صبرت على الطاعة وعن المعصية وعلى الرزية
Perempuan yang sabar adalah perempuan yang sabar terhadap pelaksanaan ketaatan, sabar dalam menghindari kemaksiatan, dan sabar dalam mengatasi segala kesusahan.
Muslimat- sobirát adalah muslimat yang tak pernah mengeluh, muslimat pantang menyerah sebelum tugas tuntas. Muslimat yang telaten membersamai muslimin dalam menghadirkan kebaikan. Kesabaran kaum perempuan memang tak bertepi karena muslimat memiliki daya kesabaran yang lebih dibanding kaum laki-laki.
٦]. الخاشعات
ومن صلت ولم تعرف من عن يمينها وعن يسارها.
Perempuan khosyiát adalah perempuan yang shalat khusyu’ yang tak mengenal siapa di kanan kirinya dia fokus hanya kepada Allah swt.
Muslimát- Khásyiát adalah karakter hebat bagi perempuan yang selalu fokus dalam mencapai kebaikan, muslimat yang semua ragawinya fokus dalam beribadah kepada Allah swt sehingga sangat wajar muslimát-mukminát-qonitát, shòbirát, khasyiàt meraih kemulian dari Allah swt.
٧]. المتصدقات: من تصدقت بصدقة قاصدة وجه الله ورضاه تعالى.
Al-mutasaddiqhát: perempuan pemurah, perempuan penderma, perempuan murah hati. Muslimat-mutassaddiqhat adalah penolong utama kesuksesan semua event even kebaikan.
Muslimat penderma dan pemurah menjadi penanda khas muslimat [perempuan-perempuan pejuang] yang selalu setia mengawal perjuangan kebangsaan, keummatan dan kemanusiaan.
٨]. الصائمات:
من صامت فى كل شهر ايام البيض والثالث عشر والرابع عشر والخامس عشر.
Muslimat shoimát adalah yang selalu berpuasa di setiap bulan khususnya di hari putih [hari tanggal 13, 14, 15 setiap bulannya, bulan purnama terang [biiydh].
Kebiasaan berpuasa bagi kaum perempuan menjadi indikator perempuan hebat yang diposisikan terhormat oleh Allah swt.
٩]. الخافظات: من حفظت فرجها عما لا يحل
Al-hafizhát: perempuan yang mampu menjaga kehormatan dirinya, menjaga kemaluannya, menjaga reputasinya, menjaga harkat martabatnya.
Perempuan suci yang selalu menjaga kehormatan dirinya, tidak mengumbar aurat yang menimbulkan nafsu syahwat bagi laki-laki, tak pernah terbersit dalam hatinya untuk menjual kehormatannya dengan noda dosa perzinahan, perselingkuhan.
Sungguh indah preventif Allah bagi kaum perempuan di alam jagad semesta ini.
١٠]. والذاكرات: ومن صلت الصلوات الخمس بحقوقها.
Azzákirát adalah perempuan yang selalu ingat sedia dan setia dalam menjalankan shalat lima waktu dengan segala hak dan kewajibannya.
Kesepuluh karakter sempurna kaum perampuan itu menjadi simbol perempuan : Muslimàt-Mu’minát- Qonitát-Shodiqát, Shobirát, Khosyiát, Mutasaddiqât, háfizhát, dan Azzákirát. Puncak maghfirah dan balasan sempurna untuk kaum muslimat.
DELAPAN KARAKTER KHUSUS MUSLIMAT YANG DISEBUT SPESIFIK DALAM AL-QURAN SURAT AL-TAHRIM AYAT 5.
عسى ربه إن طلقكن أن يبدله أزواجا خيرا منكن مسلمات مؤمنات قانتات تائبات عابدات سائحات ثيبات وابكارا. [التحريم:٥].
١]. مسلمات: خاضعات لله بالطاعة
Muslimat: Perempuan yang tunduk patuh kepada Allah dalam menjalankan ketaatan.
٢]. مؤمنات : متعهدات بتوحيد الله.
Mu’minat: Perempuan yang memiliki komitmen yang tinggi tentang tauhid kepada Allah swt.
٣]. قانتات: طائعات داعيات مصليات.
Qonitát: Perempuan Taat, selalu terpanggil untuk berbuat kebaikan, tetap menjaga shalat lima waktu.
٤]. تائبات: راجعات الى الله.
Táibát: Perempuan yang sadar akan dosa dan kesalahannya kemudian dia terus kembali kepada Allah dalam penyesalan yang tinggi.
٥]. عابدات : ساجدات و متذللات الى الله.
Ábidát: Perempuan yang ahli ibadah, baik ibadah mahdhoh [pokok], maupun ibadah ghair mahdhoh [tambahan], ibadah individual maupun ibadah sosial.
٦]. سائحات: صائمات و مهاجرات.
Sáihát: Perempuan yang menahan hawa nafsunya untuk tidak makan minum saat berpuasa, perempuan yang berusaha merubah dirinya dari tidak baik menjadi baik, perampuan muslimat yang berpetualang mencari ridha Allah swt.
٧]. ثيبات : متزوجات
Tsayyibát: Perempuan yang telah menikah yang terikat oleh ikatan suci cinta kasih sayang terhadap keharmonisan keluarga.
٨]. ابكارا: التى لم تتزوج
Abkárá: Perempuan yang masih terjaga kehormatannya, wanita yang masih menunggu jodohnya dengan penuh kesabaran dan optimisme, perempuan gadis solehah yang menanti imam keluarga yang soleh pula.
[Izinkan Penulis memberikan contoh tentang Posisi dan Kiprah Perempuan di Bumi Sasak ini dengan mengambil sampel Muslimat Nahdlatul Wathan].
ADA LIMA MASHLAHAH [KEBAIKAN DAN KEMASLAHATAN] YANG DIPERANKAN OLEH MUSLIMAT NAHDLATUL WATHAN
Pertama: المصلحة الفردية : Kemashlahatan Individual Personal
Muslimat NW secara organisatoris adalah badan otonom NW yang lahir dari inspirasi Madrasah kaum perempuan pertama di NTB, yaitu madrasah NBDI yang lahir dari keperihatinan Maulanassyaikh TGKH. M. Zainuddin Abd. Majid terhadap nasib pendidikan kaum perempuan Sasak kala itu, tahun 1943 M. Tonggak sejarah itulah kemudian lahir pribadi-pribadi muslimat yang menjelma menjadi Madrasah Muallimat NW, Muslimat NW, Nahdhiyat NW sebagai wadah berkumpulnya personal-personal perempuan dalam berbagai level, usia, identitas, entitas dan profesi.
Peran Muslimat NW sangat menentukan baik buruknya karakter anak bangsa, sebab ibu muslimat adalah tiang agama dan tiang negara. Jika tiangnya kuat, kokoh akan kokohlah negara bangsa bahkan agama.
النساء عماد البلاد إذا صلحت صلح سائر البلاد واذا فسدت فسد سائر البلاد
Perempuan tiang negara jika baik karakter watak perangai perempuan itu, maka pasti semua komponen negara menjadi baik. Sebaliknya jika karakter dan watak perempuan itu jelek, maka akan jelek segala komponen negara itu.
Di sinilah dituntut muslimat NW memainkan peran strategisnya.
Kedua: المصلحة الأسرتية
Kemaslahatan Keluarga.
Madrasah NBDI dan Muslimat NW peran sentralnya justru pada pososinya sebagai pendidik utama generasi bangsa, pendidik paling penting dalam lingkungan pendidikan, dan penentu kualitas anak bangsa. Perhelatan muslimat NW menjadi penentu akan tolok ukur keberhasilan keluarga yang harmonis dan idealis, religious.
Ketiga: المصلحة الاجتماعية
Kemaslahatan Sosial.
Tak kalah pentingnya peran sosial kaum perempuan muslimat NW. Terlihat peran muslimat secara sosial di ruang publik tidak kalah dengan peran kaum muslimin yang lainnya.
Keempat: المصلحة الشعبية البلدية
Kemaslahatan berbangsa dan bernegara.
Kaum perempuan tidak pernah gentar dalam memperjuangkan kepentingan bangsa dan negara. Banyak pejuang perempuan yang tampil sebagai pahlawan bangsa, pembela kebenaran, politisi kebangsaan dan pemberdaya keberkahan dan kebaikan.
Kelima: المصلحة الجمعية
النهضية الوطنية
Kemashlatan ber NW yang menjadi penenda bagibenihan Nahdlatul Wathan yang setia.
Sebagaimana dalam nasyid karya Maulanassyaikh TGKH.M. Zainuddin Abdul Madjid,
Kami benihan Nahdlatul Wathan yang setia.
Mengorbankan jiwa membela nusa dan bangsa.
Agar umat seluruh bersatu raga.
Marilah kita hindarkan pengaruhnya setan durhaka.
Teguhkan hati janganlah mundur
Walau setapak kaki..m
Reff:
Serta tulus ikhlas kepada Tuhan.
Jangan tinggi karena puji.
Mari kita lenyapkan
Agar Nahdlatul Wathan perwira.
Hidup makmur serta jaya.
Dalam aman sentosa 2X.
Peran Muslimat NW dalam organisasi NW sangat vital dan urgent. Tanpa keterlibatan muslimat NW dalam setiap event organisasi tak akan bisa berjalan dengan optimal. Maka peran muslimat nw sebagai peran pendidik, pembina, pengayom, pengasuh dan pendobrak peradaban keilmuan kebangsaan dan kemanusiaan. Inilah eksistensi Muslimat dalam segala dimensi dan pergerakan kebangsaan, keummatan, dan keharmonisan.
Itulah posisi dan kedudukan kaum perempuan di hadapan Allah swt. Maka kita semua wajib saling melindungi dan saling menghargai hak-hak kaum perempuan, kewajiban kaum perempuan, menjaga privasi kaum perempuan, menjaga psikologis kaum perempuan, agar anak bangsa sehat, cerdas, bahagia dunia, bahagia akhiratnya, karena semua itu terlatak pada bimbingan, didikan dan kasih sayang sang ibu, sosok muslimah yang kuat dan terhebat dalam jagat semesta ini.
Al-Hasil, ungkapan kemulian Sang Nabi Muhammad saw saat ditanya oleh sahabatnya, duhai Rasul? Kepada siapa saya pertama menunjukkan pengabdianku?, Sang Nabi menjawab, Ibumu, kemudian kepada siapa lagi duhai Nabi?, Nabi menjawab, Ibumu. Kemudian kepada siapa lagi ya nabi? Nabipun menjawab, Ibumu, lelaki penanya itu masih penasaran, kemudian kesiapa lagi saya harus memberikan pengabdian, baru nabi menjawab, bapakmu. [al-hadist].
Ini gambaran begitu terhormatnya kaum perempuan dalam khazanah peradaban keislaman. Mari terus kita semua memberikan atensi untuk melindungi dan menghargai kaum perempuan dari hal-hal yang membahayakan fisik dan fisikisnya sebagai wujud pemuliaan kita terhadap eksistensi kaum perempuan di manapun mereka berada.
والله اعلم
Penulis adalah Dosen Pascasarjana UIN Mataram