LOMBOK BARAT, LOMBOKTODAY.ID – Warga Jagaraga, Kecamatan Kuripan, Kabupaten Lombok Barat menyuarakan keprihatinan atas lampu jalan BIL Satu yang telah lama mati. Di mulai dari Desa Dasan Tapen sampai Perbatasan Lombok Tengah (Loteng). Bayaknya kampu jalan yang mati, hal ini tentu menyebabkan kegelapan dan kekhawatiran warga terhadap keamanan serta potensi kriminalitas dan terjadinya kecelakaan lalu lintas.
Asmuni, seorang aktivis sekaligus warga Dusun Bremi, Desa Jagaraga, Kecamatan Kuripan, Kabupaten Lombok Barat menyebut, bahwa akibat banyaknya lampu jalan yang mati, mengakibatkan rawan kecelakaan. Asmuni menyebut, bukan sekali dua kali terjadi di jalan BIL Satu. Bahkan sudah banyak warga yang meninggal akibat ditabrak kendaraan bermotor.
“Tadi malam juga ada terjadi kecelakaan warga kami di jalan Bil Satu, dan sekarang korban dilarikan ke Puskesamas untuk dirawat. Terus siapa yang kita salahkan,” kesalnya.
Lebih lanjut Asmuni menyatakan, bahwa perhatian pemerintah daerah (Pemda) selama ini dianggap tidak ada sama sekali terhadap masalah ini. “Kami seperti hidup di lorong gelap,” ucapnya.
Banyaknya lampu jalan yang mati di jalan BIL Satu mengindikasikan buruknya kinerja Pemda Lombok Barat, terutama dinas terkait.
Asmuni menegaskan, bahwa lampu penerangan jalan umum tidak gratis dinikmati masyarakat. Masyarakat membayar untuk menikmati penerangan tersebut melalui pajak penerangan jalan umum yang dikenakan setiap bulan. Oleh karena itu, masyarakat sangat berhak menikmati penerangan jalan umum yang terang benderang.
“Banyaknya lampu jalan yang mati di jalan BIL Satu, mengindikasikan sangat buruknya kinerja Pemerintah Daerah Lombok Barat, terutama dines terkait yang membidangi. Padahal kalau dilihat anggaran untuk PJU ini tidak lah sedikit,” terangnya.
Asmuni berharap Pemda Lombok Barat lebih tanggap dan peduli dengan hak pengguna jalan dan menghidupkan PJU sepanjang jalan BIL Satu ini. “Kalau masih ada jalan umum gelap, sama halnya dengan mengabaikan hak masyarakat umum,” ujarnya.(ham)