LOTIM, LOMBOKTODAY.ID – Tim dari Fakultas Keperawatan Universitas Indonesia (UI) jauh-jauh datang dari Jakarta ke Desa Pemongkong, Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur (Lotim), Kamis (25/9/2025).
Kedatangan para pakar gizi itu bukan membawa misi perdamaian karena tidak ada konflik, namun membawa misi kesehatan gizi karena di desa tersebut masih banyak warga yang bertarung dengan gizi buruk.
Bertajuk “Pengabdian Masyarakat”, rombongan membawa program inovasi sosial dengan tema “Edukasi Gizi Berbasis Komunitas dalam Pemberdayaan Keluarga dan Remaja Pesantren untuk Penanggulangan Stunting”.
Kegiatan yang berlangsung di Aula Kantor Desa Pemongkong itu, difokuskan pada upaya peningkatan pemahaman gizi seimbang, peran keluarga dalam menjaga tumbuh kembang anak, serta penguatan kapasitas remaja pesantren sebagai agen perubahan dalam pencegahan stunting pada tiga desa yang berdekatan (Pemongkong, Sekaroh, dan Paremas).
Perwakilan tim UI menyampaikan bahwa program ini dirancang untuk menghadirkan solusi berbasis komunitas, bukan hanya penyuluhan satu arah. “Kami ingin masyarakat, terutama keluarga dan remaja pesantren, menjadi motor penggerak dalam menciptakan perubahan perilaku hidup sehat. Edukasi gizi bukan sekadar teori, tapi harus menjadi praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari,” ungkap salah satu dosen Fakultas Keperawatan UI.
Sementara itu, Kepala Desa Pemongkong, Rudi Muliono, S.Sos., yang diwakili Sekretaris Desa, Mukmin Sasaka, S.H memberikan apresiasi tinggi atas kehadiran tim UI. “Kami sangat bersyukur kegiatan ini dilaksanakan di desa kami. Stunting masih menjadi tantangan besar di wilayah kec. Jerowaru wabilkhusus di kami. Melalui pendampingan akademisi, kami berharap masyarakat semakin sadar pentingnya pola makan sehat dan bisa bersama-sama menurunkan angka stunting,” ungkap Sekdes.
Kegiatan yang melibatkan keluarga, perangkat desa, dan perwakilan pesantren ini, juga disambut antusias oleh masyarakat. Diskusi interaktif dan praktik langsung terkait penyusunan menu gizi seimbang, menjadi daya tarik tersendiri karena langsung menyentuh kebutuhan harian warga.
Menurut tim, Lombok Timur termasuk daerah dengan angka stunting yang cukup tinggi di Nusa Tenggara Barat (NTB). Salah satu penyebab utamanya adalah keterbatasan pemahaman masyarakat terkait gizi serta akses terhadap makanan bergizi.
Karenanya, lanjut mereka, melalui program inovasi sosial ini, UI berupaya mengintegrasikan edukasi gizi dengan penguatan kapasitas lokal. Melibatkan pesantren dan keluarga menjadi langkah strategis, karena kedua kelompok ini memiliki pengaruh besar dalam membentuk kebiasaan hidup sehat.
Ditambahkan, dengan adanya kolaborasi antara akademisi, pemerintah desa, dan masyarakat, program ini berpotensi memberikan dampak jangka panjang dalam menekan angka stunting di Lombok Timur, sekaligus mendorong terciptanya generasi yang lebih sehat dan produktif.(ms/kml)