LOTIM, LOMBOKTODAY.ID – Seorang budayaan Lombok Timur (Lotim) bernama Muhir, S.Pd menggagas sebuah pusat kajian dan pengembangan literasi yang diberi nama ‘’Repoq Literasi’’. Terminologi ‘’Repoq Literasi’’ ini menurut pencetusnya, adalah sebuah pusat gerakan literasi multi-ranah yang bergerak di bidang sosial, politik, pendidikan, kebudayaan, dan pariwisata.
Muhir yang pernah menduduki jabatan sebagai Kabid Kebudayaan pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Lombok Timur (Lotim) memberikan pemaparan melalui rilis yang disampaikan kepada Redaksi Lomboktoday.id menguraikan, dirinya menginisiasi program bertajuk ‘’Restorasi Teknik Bertani’’ yang dipusatkan di Desa Banjar Sari, Kecamatan Labuhan Haji, Kabupaten Lotim.
Kegiatan ini diikuti oleh puluhan petani lokal dengan semangat tinggi. Mereka diajak untuk melihat tanah bukan hanya sebagai tempat bercocok tanam, tetapi juga sebagai sumber pengetahuan yang perlu dibaca dan dipahami.
Bagi pemikiran sang mantan Camat Labuhan Haji ini, melalui pendekatan literasi lapangan, ‘’Repoq Literasi’’ diyakininya akan memberikan edukasi tentang pengukuran tingkat kesuburan tanah, pemilihan bibit unggul sesuai karakter lahan, serta pembuatan pupuk organik buatan sendiri berbasis kearifan lokal. ‘’Kami ingin mengembalikan kesadaran bahwa literasi tidak hanya tentang membaca buku, tapi juga membaca kehidupan dan alam,’’ ujar Muhir.
Ke depan, kata tokoh yang background guru SD itu, ‘’Repoq Literasi’’ juga memfasilitasi pertemuan antara petani dan instansi pemerintah di bidang pengairan untuk membahas rencana perbaikan saluran irigasi. Pertemuan ini diharapkan menjadi awal sinergi antara masyarakat petani, komunitas literasi, dan pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan berbasis lokal.
Belum lama ini, lanjut Muhir, dilakukan sebuah diskusi terkait hal ini antara Kepala Dinas PUPR Kabupaten Lotim, Dewanto Hadi bersama Camat Labuhan Haji, Baiq Lian, didampingi Sekcam Labuhan Haji, Rozikin, Pekasih dan perwakilan petani, Sanusi, M.Pd. Kadis PUPR, Dewanto Hadi langsung memerintahkan Kepala Bidang Pengairan, untuk turun lapangan bertemu dengan masyarakat petani.
Muhir menambahkan, melalui kegiatan ‘’Repoq Literasi’’ ini bahwa literasi bukan hanya urusan kelas dan buku, melainkan juga upaya menghidupkan kembali pengetahuan yang tumbuh dari pengalaman sehari-hari masyarakat. ‘’Restorasi teknik bertani adalah bagian dari gerakan sadar pengetahuan. Kita belajar dari tanah, dari air, dari cara hidup yang diwariskan leluhur,’’ tambahnya.
Dengan semangat tersebut, ‘’Repoq Literasi’’ berkomitmen untuk terus menghadirkan literasi yang menyentuh akar kehidupan masyarakat dari sawah, ladang, hingga ruang kebijakan. ‘’Repoq Literasi’’ adalah gerakan literasi berbasis masyarakat yang berpusat di Lotim. Bergerak dalam bidang sosial, politik, pendidikan, kebudayaan, dan pariwisata. ‘’Repoq Literasi’’ berkomitmen menghadirkan ruang belajar dan refleksi kritis bagi masyarakat desa.(Kml)