MATARAM, LOMBOKTODAY.ID – Wakil Ketua Umum Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Waketum GAPENSI) Provinsi NTB, Eef Saifuddin mengimbau kepada seluruh kontraktor atau badan usaha yang tergabung sebagai anggota GAPENSI se-NTB (dari Kota Mataram hingga Kabupaten Bima) untuk berhati-hati dan lebih bertanggung jawab dalam mengatur dan mengendalikan pekerjaan konstruksi sesuai dengan kriteria biaya, waktu, dan kualitas yang telah ditentukan.
Hal ini disampaikan buntut dari adanya Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap Kabid SMK Dinas Dikbud NTB, Ahmad Muslim dan lima orang stafnya, yang dilakukan oleh Unit Tipikor (Tindak Pidana Korupsi) Satreskrim Polres Mataram, pada Rabu (11/12/2024).
‘’Kami juga mengimbau kepada seluruh pemangku kebijakan baik di tingkat Provinsi NTB maupun kabupaten/kota se-NTB agar tidak sembarangan mendelegasikan pekerjaan kepada yang bukan profesinya, seperti LSM, wartawan atau yang lainnya,’’ tegas Eef Saifuddin kepada Redaksi Lomboktoday.id, Kamis (12/12/2024).
Eef, demikian Eef Saifuddin biasa disapa menekankan bahwa anggota GAPENSI di daerah ini harus mampu menciptakan iklim usaha konstruksi yang baik dan sehat, serta senantiasa mengedepankan kepentingan pembangunan di daerah dengan tetap berpegang teguh pada aturan yang ada. Karena, kegiatan jasa konstruksi dapat menghasilkan produk akhir berupa sarana dan prasarana yang berfungsi mendukung pertumbuhan dan perkembangan berbagai aspek kehidupan, yang diperlukan guna menunjang terwujudnya tujuan pembangunan daerah yang semakin maju.
‘’Sebagai salah satu asosiasi konstruksi terkemuka di Indonesia, kami di GAPENSI memang harus dapat memberikan dukungan dalam penyelenggaraan jasa konstruksi. Dan kepada masyarakat jasa konstruksi, diharapkan untuk terus meningkatkan profesionalisme dan menghindari praktik-praktik tidak terpuji melalui pelaksanaan kode etik yang termaktub dalam Dasa Brata Gapensi, serta meningkatkan daya saing jasa konstruksi,’’ ungkap Eef.
Adapun terkait oknum Kabid SMK Dinas Dikbud NTB yang terkena OTT, Eef mengaku sangat prihatin atas kejadian tersebut. Hal itu tentunya menjadi teguran keras sekaligus pelajaran bagi para pejabat dan ASN lainnya di Bumi Gora untuk tidak melakukan hal serupa mengingat OTT ini sudah beberapa kali terjadi di NTB.(arz)