Mi6: Kecimol Hiburan Rakyat Jelata, Jangan Dibubarkan!

- Jurnalis

Kamis, 6 Juni 2024 - 13:07 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Direktur Mi6, Bambang Mei Finarwanto.

Direktur Mi6, Bambang Mei Finarwanto.

MATARAM, LOMBOKTODAY.ID – Lembaga Kajian Sosial dan Politik Mi6 menolak larangan atau pembubaran kesenian musik Kecimol di Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Belum lama ini, Kecimol yang menampilkan penari erotis beredar di media sosial (medsos) sehingga memicu pro kontra dan permintaan untuk ditertibkan dan bahkan dibubarkan. Beberapa pemerintah daerah (Pemda) di Lombok telah mengkaji penertiban dan bahkan pelarangan Kecimol di jalanan.

Direktur Mi6, Bambang Mei Finarwanto menolak rencana penertiban dan pembubaran Kecimol. Didu sapaan akrab Direktur Mi6 itu mengatakan wacana pembubaran Kecimol dengan alasan sering membuat keributan atau kegaduhan dinilai terlalu berlebihan. Kecimol kata Didu, merupakan kesenian rakyat yang dapat dinikmati masyarakat kelas bawah. Sehingga tidak adil jika itu dibubarkan. ‘’Jadi, soal kegaduhan akibat Kecimol ini yang seharusnya diperbaiki adalah kedewasaan masyarakat sebagai penikmat seni, bukan justru kesenian (Kecimol) itu yang dibubarkan,’’ kata Didu, pada Kamis (6/6/2024).

Kegaduhan merupakan risiko dari hiburan jalanan. Tidak hanya Kecimol, tapi kegaduhan juga dapat terjadi pada Gendang Beleq atau saat Nyongkolan. Artinya, mindset masyarakat selaku penikmat kesenian yang mesti berubah, bukan justru menghilangkan kesenian itu sendiri.

Kemudian soal Kecimol yang kerap kali menampilkan penari erotis, Didu menggarisbawahi bahwa Kecimol merupakan kesenian kontemporer Lombok, di mana kesenian tidak bersentuhan dengan etika atau moral. Kesenian itu adalah soal estetika bukan etika. ‘’Kesenian itu tidak bicara soal etika. Itu murni estetika, murni ekspresi,’’ ucapnya.

Baca Juga :  Pengembangan Biomassa PLN di Tasikmalaya: Dikelola Masyarakat, Didukung Pemerintah

Analogi bisa diambil di bidang olahraga seperti renang wanita, lompat indah putri, lompat galah putri dan bahkan voli pantai yang menampilkan atlet wanita berpakaian terbuka. Jika soal olahraga pun harus ditarik ke ranah etika, maka hampir sama dengan kasus Kecimol. Karena cabang-cabang olahraga tersebut menampilkan perempuan dengan kostum terbuka. ‘’Artinya apa, ya kedewasaan masyarakat yang perlu diperbaiki. Mereka menikmati kesenian sebagai hiburan atau menikmati tontonan erotis,’’ ujarnya.

‘’Sekali lagi kesenian tidak berurusan dengan moral, yang berurusan dengan moral itu agama. Kesenian bukan ranah etik tapi estetika. Kesalahan yang fatal jika kesenian dikaitkan dengan ranah etik. Mereka yang sering kaitkan kesenian dengan ranah etik itu tidak paham budaya. Kesenian murni ekspresi,’’ sambungnya.

Hiburan Rakyat Jelata

Didu mengatakan para pelaku usaha Kecimol merupakan masyarakat kelas bawah yang tersisih secara sosial ekonomi. Pemerintah mestinya mendukung masyarakat tersebut menyambung hidup dengan melestarikan kesenian kontemporer.

Hiburan Kecimol merupakan hiburan masyarakat kelas bawah yang dapat dinikmati oleh semua lapisan. Masyakakat pelosok yang tinggal di lingkungan sepi hiburan dan jauh dari gemerlap kota, tentu sangat diuntungkan dengan kehadiran kesenian kontemporer ini.

Baca Juga :  Setiap Sabtu, Astra Motor Ampenan Gelar Fashion Week

Apalagi saat ini kesenian tradisional Lombok nyaris saja hampir punah karena minimnya bantuan pemerintah. Seperti Wayang Sasak maupun penatah wayang yang nyaris tidak mendapat bantuan pemerintah. ‘’Alih-alih membantu melestarikan kesenian, eh justru mau dibubarkan. Kok ruwet sekali,’’ ucapnya.

Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram resmi melarang kesenian musik tradisional Lombok, Kecimol. Hal tersebut karena orkes musik jalanan tersebut dinilai sering menampilkan penari erotis dan kemacetan. Menyusul juga daerah-daerah lain di Lombok saat ini tengah mempertimbangkan rencana mengatur kesenian Kecimol.

Sejarah Singkat

Kecimol diketahui merupakan suatu kesenian tradisional yang terbentuk berdasarkan akulturasi budaya dengan budaya luar. Kecimol adalah seni kontemporer yang merupakan produk masa kini sebagai bagian dari akulturasi budaya akibat aksi interaksi dengan budaya lain. Akulturasi budaya dimaksud yaitu budaya Eropa yang bermula dari drum band. Dari drum band tersebut, muncul ide untuk membentuk kesenian baru yang dikenal dengan Kecimol.

Kecimol berkembang pertamakali dari Kecamatan Masbagik, Lombok Timur. Kecimol mulai dikenal sekitar era 80-an dan mulai berkembang menjadi seni hiburan saat Nyongkolan atau tradisi mengantar pengantin suku Sasak. Dahulu Kecimol dikenal dengan nama Esot. Dulunya Kecimol digunakan untuk menghibur masyarakat yang sedang bergotong royong di masjid atau sedang bekerja di sawah, yang kemudian mulai digunakan di acara perkawinan.(Sid)

Berita Terkait

DPD RI Apresiasi ‘’Pahlawan Seni Budaya’’ Tim Muhibah Angklung
Sultan Dorong Lemhannas Produksi Film Bertema Cinta Tanah Air dan Patriotisme
Menparekraf Sandiaga Uno Apresiasi Sail to Indonesia 2024 di Pantai Gelora Sumbawa
LaNyalla Menilai Wisata Kota Lama Surabaya Berpotensi Gaet Wisatawan Lokal dan Internasional
Masuk 50 Besar ADWI 2024, Menparekraf Ajak Wisatawan Nikmati Keindahan Alam Desa Wisata Balleangin di Sulsel
Setiap Sabtu, Astra Motor Ampenan Gelar Fashion Week
LOTIC Adakan Fun Touring dan Wisata Kuliner ke Bukit Mantar
Puluhan Event Menarik Ramaikan Pesona Khazanah Ramadan 2024

Berita Terkait

Minggu, 10 November 2024 - 14:08 WIB

DPD RI Apresiasi ‘’Pahlawan Seni Budaya’’ Tim Muhibah Angklung

Minggu, 27 Oktober 2024 - 13:04 WIB

Sultan Dorong Lemhannas Produksi Film Bertema Cinta Tanah Air dan Patriotisme

Sabtu, 14 September 2024 - 20:09 WIB

Menparekraf Sandiaga Uno Apresiasi Sail to Indonesia 2024 di Pantai Gelora Sumbawa

Selasa, 16 Juli 2024 - 18:07 WIB

LaNyalla Menilai Wisata Kota Lama Surabaya Berpotensi Gaet Wisatawan Lokal dan Internasional

Senin, 1 Juli 2024 - 06:30 WIB

Masuk 50 Besar ADWI 2024, Menparekraf Ajak Wisatawan Nikmati Keindahan Alam Desa Wisata Balleangin di Sulsel

Berita Terbaru

Anggota Komisi III DPR RI, Bambang Soesatyo.

Ekonomi & Bisnis

Bamsoet Ingatkan Ego Sektoral Bisa Akibatkan Industri Manufaktur Mati Suri

Selasa, 19 Nov 2024 - 10:07 WIB

Ketua DPD RI, Sultan B Najamudin.

Ekonomi & Bisnis

Sultan Minta Pemerintah Tunda Kenaikan PPN 12% Januari 2025

Selasa, 19 Nov 2024 - 09:28 WIB