MATARAM, LOMBOKTODAY.ID – Direktur RSUD Provinsi NTB, dr. H. Lalu Herman Mahaputra, M.Kes, M.H., atau yang lebih familier disapa dokter Jack menegaskan bahwa itu bukan pengusiran paksa pasien di rumah singgah. Tapi relokasi rumah singgah pasien ke tempat yang lebih baik.
‘’Ini sebenarnya lebih kepada penertiban di rumah singgah. Jadi, kami ingin merelokasi rumah singgah itu ke tempat yang lebih tertib,’’ tegas dokter Jack saat pertemuan dengan tokoh-tokoh, di ruang rapat Direktur RSUD Provinsi NTB, Sabtu (22/2/2025), guna menyikapi beredarnya video di media sosial (Medsos) terkait dugaan pengusiran pasien di rumah singgah tersebut.
Dokter Jack juga membantah menyewa preman untuk mengusir pasien di rumah singgah seperti yang disangkakan dalam medsos tersebut. ‘’Untuk apa kami menyewa preman. Mungkin saja karena kami memberikan kewenangan kepada pihak ketiga untuk membangun rumah singgah di belakang, dan mereka punya tukang, jadi mereka itu tukang bukan preman,’’ ungkap dokter Jack.
Dokter Jack menjelaskan, bahwa relokasi rumah singgah itu dilakukan tak lain semata-mata untuk memberikan fasilitas yang lebih baik dan nyaman. Dan tentunya juga untuk mempermudah aksesibilitas pasien selama berada di rumah singgah untuk kontrol ke pelayanan poliklinik di dalam area RSUD Provinsi NTB, serta lebih dekat dengan masjid.
‘’Yang jelas, lokasi yang sekarang ini di belakang lebih luas. Karena luas lahannya sekitar 50 are. Di sana nanti para pasien dan keluarga pasien bisa untuk masak atau mencuci. Jadi, itulah tujuan kami sebenarnya, dan tidak ada niatan lain selaian untuk membantu masyarakat kita dari pulau seberang (Pulau Sumbawa) yang datang berobat ke sini (RSUD NTB),’’ jelas dokter Jack.
Terkait adanya pasien dalam video tersebut yang menolak bahkan menangis untuk direlokasi, menurut dokter Jack, jauh-jauh hari sebelum pembongkaran, pihaknya telah mensosialisasikan bahkan mengonfirmasikan terkait rencana relokasi dan pembongkaran rumah singgah tersebut kepada pasien maupun keluarga pasien. Dan pihak pasien maupun keluarga pasien sama sekali tidak ada penolakan (setuju) untuk direlokasi.

‘’Kami sudah berulang kali menginformasikan ke teman-teman yang ada di rumah singgah, dan saat kami melakukan sosialisasi mereka setuju. Saya tidak tahu kenapa tiba-tiba ada yang tidak mau,’’ ucap dokter Jack.
Dokter Jack menyebutkan, saat ini terdapat delapan pasien yang menghuni rumah singgah tersebut. Fasilitas ini diperuntukkan bagi pasien dari daerah jauh seperti Bima, Dompu, Sumbawa, Lombok Timur, Lombok Utara, yang harus menjalani kontrol rutin setiap dua atau tiga hari di RSUD Provinsi NTB. Ini sebagai bentuk tanggung jawab moral, karena tanpa dipungut biaya (gratis) bagi pasien.
Setelah mendengar pemaparan dari dokter Jack, para tokoh yang hadir dalam pertemuan tersebut menyambut baik dan mengapresiasi langkah dan upaya yang telah dilakukan oleh dokter Jack. Para tokoh berharap agar tidak mengganggu niat luhur dokter Jack dalam memberikan pelayanan dan kemudahan kepada masyarakat baik di rumah singgah maupun di RSUD Provinsi NTB.
Terkait hal-hal yang diutarakan di medsos oleh oknum-oknum tidak bertanggungjawab, Ketua Kaukus Muda Sasak, Agus Marta Haryadi meminta untuk tidak membuat narasi yang kurang baik dan tidak berdasarkan fakta. Karena hal itu akan mengganggu keberadaan rumah singgah tersebut.
Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT), Dr H Arsyad A Ghani dalam kesempatan pertemuan tersebut juga meminta kepada masyarakat NTB untuk tidak cepat terprovokasi dengan isu-isu atau informasi yang ingin memecah belah. ‘’Mari kita lebih bijak dalam menerima informasi atau menonton video yang beredar di media sosial. Kita harus lebih selektif untuk menyaringnya,’’ imbau Arsyad Ghani.
Adapun para tokoh yang hadir dalam pertemuan tersebut, di antaranya; ada dari unsur TNI dan Polri, Ketua Majelis Adat Sasak (MAS), Dr HL Sajim Sastrawan; Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT), Dr H Arsyad A Ghani; tokoh Sumbawa sekaligus Mantan Wagub NTB, Ir H Badrul Munir, M.M.; tokoh pemuda, Lalu Tajir Syahroni; Humas Ikatan Keluarga Masyarakat Paer Lauq (IKMA-PALA), Eef Saifuddin; dan Ketua Kaukus Muda Sasak, Agus Marta Haryadi, serta dari tokoh Hindu, I Gede Sukarma Wesa.(eef/gsw)