Oleh: H Fahrurrozi Abu Raziqi, QH │
PROLOG:
Manusia itu hamba Allah yang berada pada level tertinggi dari seluruh elemen hamba Allah yang berakal. [العالمين]
Level Malaikat:
Manusia bisa sampai ke level malaikat jika manusia dapat merawat hati, pikiran dan hawa nafsunya dengan kekuatan iman, islam dan ihsan, mampu merawat hati, akal pikirannya dalam kebaikan dan kebermanfaatan.
Level Syaitan_Iblis:
Manusiapun bisa ke level syaitan-iblis jika tak mampu mengontrol akal, hati dan hawa nafsunya. Manusia yang terjerembak dalam dosa noda sehingga hati dan pikirannya berkarat dan berbintik hitam dosa.
Level Binatang:
Manusia bisa jatuh ke level kebinatangan jika orientasi hidupnya hanya makan, minum, nafsu syahwat buruk, dan tak pernah memfungsikan akal pikirannya dalam kebaikan.
Intinya manusia meraih derajat kemuliaan jika mampu mengedepankan : Iman, Ilmu, Amal dalam segala dimensi kebaikan.
Akal jernih menghasilkan ketenangan hati, ketenangan hati, menghasilkan kesehatan fisikis, dan kesehatan fisikis menghadirkan ketenangan lahir bathin sepanjang masa.
Upaya menuju kebahagiaan itu, perlu asupan gizi-gizi nasihat penyejuk hati naluri manusia menuju fithrah kesuciaan hakiki.
NASIHAT PERTAMA:
EMPAT KEMULIAAN BAGI ORANG YANG TIDAK BERANGAN-ANGAN TINGGI.
[قال الفقيه] رضى الله عنه من قصر أمله أكرمه الله تعالى بأربع كرامات:
احداها أن يقويه على طاعته لان العبد اذا علم انه سيموت عن قريب لا يهتم بما يستقبله من المكروه ويجتهد فى الطاعات فيكثر عمله.
والثانى : يقل همومه لانه علم أنه يموت عن قريب لا يهتم بما يستقبله من المكروه.
والثالث يحعله راضيا بالقليل لانه اذا علم انه يموت عن قريب فانه لا يطلب الكثرة.
وانما يكون همه هم آخرته.
والرابع: ان ينور قلبه
Bernasihat Syaikh Nasr bin Ibrahim bin Muhammad al-Samarqandi, bahwa siapa saja yang tak berangan-angan tinggi, tak menghayal di luar batas kewajaran, Maka Allah memberikan empat kemuliaan.
Pertama: Memiliki kekuatan motivasi untuk taat kepada Allah swt. Sesungguhnya hamba itu jika tahu bahwa dia akan segera mati pasti dia tak akan pedulikan apa yang apa yang dia akan hadapi dari hal-hal yang dibenci dan berusaha sungguh-sungguh dalam menjalankan ketaatan sehingga amal kebaikannya menjadi banyak.
Kedua: Sedikit angan-angannya, karena dia sadar kematian tambah dekat sehingga tak pernah berpikir melalukan keburukan.
Ketiga: Menjadikannya sosok orang yang redha, berterima dengan rizki yang sedikit, karena dia sadar bahwa kematian dekat dan tak meminta banyak. Sehingga asa citanya hanya berorientasi akhirat.
Keempat: Allah memberikan cahaya penerang di dalam hatinya.
NASIHAT KEDUA: PENERANG HATI MANUSIA.
نور القلب من اربعة اشياء:
اولها : بطن جائع
والثانى: صاحب صالح والثالث: حفظ الذنب القديم
والرابع: قصر الامل.
Sumber cahaya hati yang suci bersih itu dari empat hal:
Pertama: Perut yang tidak terlalu kenyang. Lapar, berpuasa.
Kedua: Teman, sahabat yang shaleh.
Ketiga: Mengingat dosa-dosa yang telah lalu.
Keempat: Tidak banyak berangan-angan.
NASIHAT KETIGA:
EMPAT AKIBAT BURUK BAGI YANG PANJANG ANGAN-ANGANNYA.
فان من طال أمله عاقبه الله تعالى بأربعة اشياء:
اولها :ان يتكاسل عن الطاعات
والثانى: ان تكثر همه فى الدنيا
والثالث : ان يصير حريصا على جمع المال
والرابع : ان يقسو قلبه.
Siapa saja yang panjang angannya maka dia diberikan cobaan oleh Allah swt dengan empat hal:
Pertama: Orangnya malas-malasan beribadah.
Kedua: Orangnya banyak keinginan dunianya.
Ketiga: Orangnya selalu tama’ mengumpulkan harta benda.
Keempat: Orangnya keras hati.
NASIHAT KEEMPAT:
EMPAT PENYEBAB KERASNYA HATI MANUSIA.
قسوة القلب من اربعة اشياء
اولها: بطن ممتلئ
والثانى: صحبة صاحب سوؤ
والثالث: نسيان الذنوب الماضية
والرابع: طول الأمل
Kerasnya hati bersumber dari empat sumber:
Pertama: Perut yang kekenyangan.
Kedua: Berteman dengan teman yang jelek perangai dan buruk akhlaknya.
Ketiga: Melupakan dosa-dosa yang telah lewat.
Keempat: Memiliki angan-angan yang tinggi.
Note:
Catatan AI Tentang:
Perbedaan
Perbedaan utama adalah cita-cita adalah tujuan yang ingin dicapai dengan usaha dan tindakan konkret, sedangkan angan-angan adalah harapan atau khayalan yang tidak disertai dengan tindakan nyata untuk mewujudkannya. Cita-cita muncul dari renungan yang mendalam dan perencanaan matang, sementara angan-angan sering kali didorong oleh keinginan semata dan tidak memiliki landasan kuat.
Berikut adalah perbedaan lebih lanjut:
Angan-angan
Dasar:
Muncul dari keinginan atau dorongan hawa nafsu, bukan dari keyakinan yang kuat atau pemikiran rasional.
Tindakan:
Tidak disertai dengan usaha, tindakan nyata, atau rencana untuk mewujudkannya.
Dampak:
Seringkali menyebabkan seseorang berleha-leha, menunda-nunda (taswif), dan tidak menggunakan potensi yang ada untuk mencapai sesuatu.
Sifat:
Kadang bersifat seperti khayalan atau mimpi yang terlalu jauh dari kenyataan dan tidak memiliki kekuatan untuk diwujudkan.
Cita-cita
Dasar:
Muncul dari pemikiran yang benar, renungan mendalam, dan keinginan untuk kehidupan yang lebih baik dan mendatangkan maslahat.
Tindakan:
Disertai dengan perencanaan, usaha, dan tindakan-tindakan logis serta ikhtiar untuk mencapai tujuan.
Dampak:
Membulatkan tekad, mengerahkan potensi, dan serius untuk mencapai tujuannya.
Sifat:
Merupakan tujuan yang spesifik dan jelas untuk diraih dalam waktu yang terukur dan jelas.(*)
Penulis adalah Dosen Pascasarjana UIN Mataram, Direktur Pascauinma