Tiga Klasifikasi Manusia dalam Tilikan Masa Pertumbuhan Akal Intelektualitasnya: Meneguhkan Peran Guru Pendidik dalam Penguatan Karakter Akal Intelektual

- Jurnalis

Selasa, 25 November 2025 - 10:04 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

H Fahrurrozi.

H Fahrurrozi.

OLEH: H. FAHRURROZI DAHLAN, QH 

TEMA kali ini, al-Faqir menukil langsung dari kitab Ghozául Uqul Wa Shifátul Uqola’ Karya Syaikh Ahmad bin Nasir Atthoyyar. Dengan ulasan sebagai berikut:

اقسام الناس بالنظر الى النشأة
======================

ينشأ بعض الناس عاقلا فطنا لكنه لم يجد عقله بالعلم الصحيح والدين القويم فيطغى عليه الجهل والضلال فيفسد عقله ويهذى باقوال ويعمل اعمالا غريبة عجيبة. وينشأ آخر أقل عقلا وفطنة ولكنه غذى عقله بالعلم والدين حتى أصبح من أعقل العقلاء وأحكم الحكماء. كلما كبر الاول ازداد عقله ضعفا بخلاف الثانى.
Maknanya:

Manusia dapat dibagi menjadi dua kategori berdasarkan asal-usul mereka:
Kategori pertama: Mereka yang lahir dengan akal yang baik, tetapi tidak mendapatkan pendidikan yang benar dan agama yang lurus. Mereka ini akan terpengaruh oleh kebodohan dan kesesatan, sehingga akal mereka menjadi rusak dan mereka melakukan perbuatan yang aneh dan tidak masuk akal.
Kategori kedua: Mereka yang lahir dengan akal yang kurang, tetapi mereka mendapatkan pendidikan yang benar dan agama yang lurus. Mereka ini akan menjadi orang yang bijak dan memiliki akal yang sehat, sehingga mereka dapat melakukan perbuatan yang baik dan benar.
Semakin tua orang dari kategori pertama, semakin lemah akal mereka, sedangkan orang dari kategori kedua semakin kuat akal mereka.

Ibarat teks ini menjelaskan tentang dua kategori manusia berdasarkan asal-usul mereka. Kategori pertama adalah mereka yang lahir dengan akal yang baik, tetapi tidak mendapatkan pendidikan yang benar dan agama yang lurus. Mereka ini akan terpengaruh oleh kebodohan dan kesesatan, sehingga akal mereka menjadi rusak.

Kategori kedua adalah mereka yang lahir dengan akal yang kurang, tetapi mereka mendapatkan pendidikan yang benar dan agama yang lurus. Mereka ini akan menjadi orang yang bijak dan memiliki akal yang sehat, sehingga mereka dapat melakukan perbuatan yang baik dan benar.

Dalam Islam, pendidikan dan agama dianggap sebagai faktor yang sangat penting dalam membentuk akal dan karakter seseorang. Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua untuk memberikan pendidikan yang benar dan agama yang lurus kepada anak-anak mereka.
وقد رأيت اناسا عندما وعيت وميزت فى صغرى كانوا معدودين من العقلاء والاذكياء وكان فى كلامهم رزانة واتزان وكانت افعالهم منضبطة لا تكاد فى تصرفاتهم ما يقبح ويشين ولا ما ينافى المروؤة والادب وكانت اعجب بهم ويسمتهم ومكانهم بين أصدقائهم وأقاربهم وأعجب من حسن تصرفاتهم فى المواقف. وكثيرا ماكنت اغبطهم على مكانتهم بين الناس والتفاف أصدقائهم عليهم وشفعهم فى الجلوس والسفر معهم وعلى تصدرهم للمجالس فى الحديث.
Artinya:
Saya telah melihat orang-orang yang ketika saya masih kecil, mereka dianggap sebagai orang yang bijak dan cerdas. Mereka memiliki kata-kata yang bijak dan seimbang, serta perbuatan yang teratur dan tidak ada yang buruk atau tidak pantas. Saya sangat mengagumi mereka dan tempat mereka di antara teman-teman dan keluarga mereka. Saya juga sangat mengagumi kemampuan mereka dalam menghadapi situasi yang sulit.

Baca Juga :  Ini Tips Merawat Rantai Motor Agar Tidak Mudah Kendor

Saya sering kali merasa iri dengan posisi mereka di antara orang-orang, dan bagaimana teman-teman mereka selalu mengelilingi mereka. Saya juga merasa iri dengan kemampuan mereka dalam memimpin majelis dan berbicara di depan orang banyak.

Ibarat Sang Ulama ini menjelaskan tentang pengalaman penulis ketika masih kecil, di mana dia melihat orang-orang yang dianggap sebagai orang yang bijak dan cerdas. Mereka memiliki kata-kata yang bijak dan seimbang, serta perbuatan yang teratur dan tidak ada yang buruk atau tidak pantas.

Penulis sangat mengagumi mereka dan tempat mereka di antara teman-teman dan keluarga mereka. Dia juga sangat mengagumi kemampuan mereka dalam menghadapi situasi yang sulit.

Dalam Islam, akal dan kebijaksanaan dianggap sebagai anugerah yang sangat berharga. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk menghargai dan memanfaatkan akal dan kebijaksanaan yang kita miliki.

وحين مضت السنون والاعوام تأملت فى حال كثير منهم ودققت فى مآلهم فريتهم قد انقسموا الى ثلاثة اقسام: القسم الاول من لم يسلك طريق العلم ولم يستر بنور الدين فتراكمت عليه ظلمات الجهل والمعاصى ونفخ فيه الشيطان فحسن اليه تحكيم عقله فى كل شيىء وجمله فى قلبه حتى فى أمور الدين فلا دين عنده الا ما يقره عقله.
القسم الثانى : من لم يسلك طريق العلم وكانت فيه بقية إيمان ودين فرأيت مكانه قد قلت عما كانت عليه. لكنه لا زال من العقلاء. ولكن من كان أقل منه عقلا وسلك طريق العلم أصبح أعقل واحكم بكثير. لانه عقل مئات عقول العلماء والعقلاء والحكماء فاستنار عقله ونضج فهمه وقوى ادراكه ولطف طبعه.
القسم الثالث: من سلك طريق العلم واستنار بنور الدين فهذا الذى علا الجوزاء من فضله وبركته ومكانته ونفعه وحسنت افعاله وجملت أقواله حتى تسابق الناس الى تخليد ذكره والاقتداء به و نشر حكمه ودرره
Maknanya:
Ketika tahun-tahun berlalu, saya memperhatikan keadaan banyak dari mereka dan melihat hasil akhir mereka. Saya menemukan bahwa mereka terbagi menjadi tiga kelompok:

Kelompok pertama:
Mereka yang tidak menempuh jalan ilmu dan tidak diterangi oleh cahaya agama. Mereka ini terjerumus ke dalam kegelapan kebodohan dan dosa, dan setan membisikkan ke dalam hati mereka untuk mengikuti hawa nafsu mereka sendiri. Mereka tidak memiliki agama kecuali apa yang mereka akui dengan akal mereka sendiri.
Kelompok kedua:
Mereka yang tidak menempuh jalan ilmu, tetapi masih memiliki sisa-sisa iman dan agama. Mereka ini masih dianggap sebagai orang yang bijak, tetapi posisi mereka telah menurun. Namun, mereka yang kurang akal dan menempuh jalan ilmu menjadi lebih bijak dan lebih berakal daripada mereka.

Kelompok ketiga:
Mereka yang menempuh jalan ilmu dan diterangi oleh cahaya agama. Mereka ini telah mencapai kedudukan yang tinggi dan memiliki keberkahan yang besar. Mereka memiliki akal yang cerdas, pemahaman yang mendalam, dan perilaku yang baik. Mereka menjadi contoh bagi orang lain dan meninggalkan warisan yang baik.

Baca Juga :  ASLI Mandiri Computer Adakan Seminar Nasional Teknologi Digital dan AI di Mataram

Narasi tersebut menjelaskan tentang tiga kelompok orang yang berbeda dalam hal ilmu dan agama.

Kelompok pertama adalah mereka yang tidak memiliki ilmu dan agama, dan mereka ini terjerumus ke dalam kegelapan kebodohan dan dosa.

Kelompok kedua adalah mereka yang masih memiliki sisa-sisa iman dan agama, tetapi tidak menempuh jalan ilmu. Mereka ini masih dianggap sebagai orang yang bijak, tetapi posisi mereka telah menurun.

Kelompok ketiga adalah mereka yang menempuh jalan ilmu dan diterangi oleh cahaya agama. Mereka ini telah mencapai kedudukan yang tinggi dan memiliki keberkahan yang besar. Mereka menjadi contoh bagi orang lain dan meninggalkan warisan yang baik.

Peran pendidik dalam konteks penguatan intelektualitas peserta didik sangat penting dan strategis.
Ada beberapa peran pendidik dalam penguatan intelektualitas peserta didik:
Membimbing dan Mengarahkan: Pendidik harus membimbing dan mengarahkan peserta didik dalam proses belajar, sehingga mereka dapat mengembangkan kemampuan intelektual mereka secara optimal.
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Kondusif: Pendidik harus menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, sehingga peserta didik dapat belajar dengan nyaman dan efektif.

Mengembangkan Kurikulum yang Relevan: Pendidik harus mengembangkan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan dan minat peserta didik, sehingga mereka dapat belajar dengan lebih efektif.

Menggunakan Metode Pembelajaran yang Inovatif:
Pendidik harus menggunakan metode pembelajaran yang inovatif dan efektif, sehingga peserta didik dapat belajar dengan lebih mudah dan menyenangkan.

Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis:
Pendidik harus mengembangkan kemampuan berpikir kritis peserta didik, sehingga mereka dapat menganalisis dan mengevaluasi informasi dengan lebih baik.

Mengembangkan Kemampuan Problem Solving:
Pendidik harus mengembangkan kemampuan problem solving peserta didik, sehingga mereka dapat menyelesaikan masalah dengan lebih efektif.

Mengembangkan Kemampuan Komunikasi: Pendidik harus mengembangkan kemampuan komunikasi peserta didik, sehingga mereka dapat berkomunikasi dengan lebih efektif.

Mengembangkan Kemampuan Kolaborasi: Pendidik harus mengembangkan kemampuan kolaborasi peserta didik, sehingga mereka dapat bekerja sama dengan orang lain dengan lebih efektif.

Mengembangkan Kemampuan Refleksi: Pendidik harus mengembangkan kemampuan refleksi peserta didik, sehingga mereka dapat merefleksikan pengalaman belajar mereka dan meningkatkan kemampuan mereka.

Mengembangkan Kemampuan Self-Directed Learning:
Pendidik harus mengembangkan kemampuan self-directed learning peserta didik, sehingga mereka dapat belajar secara mandiri dan efektif.

Dalam konteks penguatan intelektualitas peserta didik, pendidik harus menjadi:
Fasilitator: Pendidik harus menjadi fasilitator yang membantu peserta didik dalam proses belajar.
Mentor: Pendidik harus menjadi mentor yang memberikan bimbingan dan arahan kepada peserta didik.
Model: Pendidik harus menjadi model yang baik bagi peserta didik, sehingga mereka dapat meniru perilaku dan sikap yang positif.
Inovator: Pendidik harus menjadi inovator yang dapat mengembangkan metode pembelajaran yang inovatif dan efektif.

Semoga bermanfaat untuk semua pendidik anak bangsa.

#SELAMATHARIGURUNASIONAL2025
#GURUSEBAIKINSANTERORBITDIALAMPERSADA.
#GURUMENYELAMATKANMANUSIADARIBUAIANSAMPAISYURGA.(*)

Penulis adalah Guru Besar UIN Mataram-Pegiat Literasi Dakwah Digital-Sosial.

Berita Terkait

Karyawan FIF Mataram Dapat Edukasi Safety Riding Bersama Instruktur Berpengalaman
Prof Ali, Dosen Panutan Saya yang Telah Mewujudkan Impian Kuliah S3 Bioteknologi di Jepang
Olimpiade Sosiologi Tingkat SLTA se-Bali Nusra di Mataram, MAN 1 Lotim Raih Juara
Prof Yusron Saadi Resmi Daftar sebagai Bakal Calon Rektor Unram 2026–2030
Tak Ada Murid, 4 Sekolah Swasta Ditutup oleh Dinas Dikbud Lotim
Gubernur NTB Komitmen Perjuangkan Unsa Jadi Universitas Negeri Samawa dan Dirikan Fakultas Kedokteran Pertama di Pulau Sumbawa
Ponpes Lentera Hati Anugerahkan Gelar ‘Yai Menteri’ kepada Mendikdasmen Abdul Mu’ti di Hari Santri Nasional
Tastura Mengajar Gandeng PDAM Loteng dan TP PKK NTB Kuatkan Literasi Siswa

Berita Terkait

Selasa, 25 November 2025 - 12:03 WIB

Karyawan FIF Mataram Dapat Edukasi Safety Riding Bersama Instruktur Berpengalaman

Selasa, 25 November 2025 - 10:04 WIB

Tiga Klasifikasi Manusia dalam Tilikan Masa Pertumbuhan Akal Intelektualitasnya: Meneguhkan Peran Guru Pendidik dalam Penguatan Karakter Akal Intelektual

Selasa, 18 November 2025 - 07:01 WIB

Prof Ali, Dosen Panutan Saya yang Telah Mewujudkan Impian Kuliah S3 Bioteknologi di Jepang

Rabu, 12 November 2025 - 13:07 WIB

Olimpiade Sosiologi Tingkat SLTA se-Bali Nusra di Mataram, MAN 1 Lotim Raih Juara

Rabu, 12 November 2025 - 11:12 WIB

Prof Yusron Saadi Resmi Daftar sebagai Bakal Calon Rektor Unram 2026–2030

Berita Terbaru

Terlihat pengendara yang berboncengan ini melengkapi perlengkapan saat berkendara di jalan raya.

Umum

Perlengkapan Berkendara Wajib Digunakan Keduanya

Selasa, 25 Nov 2025 - 11:02 WIB

Wagub NTB, Hj Indah Dhamayanti Putri (dua dari kiri) saat menyerahkan dokumen penyusunan APBD Tahun Anggaran 2026 kepada Ketua DPRD NTB, Hj. Baiq Isvie Rupaeda.

Ekonomi & Bisnis

Wagub NTB Sampaikan Gambaran Umum Postur APBD 2026

Senin, 24 Nov 2025 - 14:22 WIB