Kembangkan Bahan Co-Firing Biomassa, PLN Bersama Kementan Luncurkan Model Pertanian Terpadu

- Jurnalis

Jumat, 27 September 2024 - 13:05 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Suasana peresmian program “Pengembangan Ekosistem Biomassa Berbasis Ekonomi Kerakyatan dan Pertanian Terpadu” di Desa Bojongkapol, Kecamatan Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

Suasana peresmian program “Pengembangan Ekosistem Biomassa Berbasis Ekonomi Kerakyatan dan Pertanian Terpadu” di Desa Bojongkapol, Kecamatan Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

TASIKMALAYA, LOMBOKTODAY.ID – PT PLN (Persero) melalui Sub Holding PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) meresmikan program “Pengembangan Ekosistem Biomassa Berbasis Ekonomi Kerakyatan dan Pertanian Terpadu” di lahan kritis seluas 100 hektare di Desa Bojongkapol, Kecamatan Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat (Jabar), pada Kamis (26/9/2024).

Program yang melibatkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan biomassa untuk _co-firing_ Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) ini tidak hanya akan meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan (EBT) saja tetapi juga akan meningkatkan perekonomian masyarakat.

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono yang turut hadir meresmikan program Pengembangan Ekosistem Biomassa menyambut baik inisiatif PLN dalam memberdayakan masyarakat untuk mengembangkan ekosistem biomassa berbasis ekonomi kerakyatan.

Pihaknya pun siap untuk bersinergi dengan PLN untuk memastikan keberhasilan program seperti memberikan pembinaan, menghadirkan penyuluh sehingga program betul-betul diterima oleh masyarakat.

”Kami dari Kementerian Pertanian siap bersinergi, siap mendorong, siap membantu, siap menempatkan orang. Apapun yang baik buat rakyat, kita siap jiwa raga kita untuk rakyat,” tutur Sudaryono dalam sambutannya.

Sudaryono juga mengapresiasi upaya PLN yang tidak hanya berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon, tetapi juga membantu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.

“Ini inisiasi yang sangat baik. Tentu saja selain terkait urusan _renewable energy_, ini mengandung nilai ekonomi, Di situ ada bisnis, di situ ada perputaran uang, di situ ada yang tadinya tidak punya penghasilan, tiba-tiba punya penghasilan. Ini artinya apa? Artinya manfaatnya besar sekali bagi rakyat sekitar,” imbuh Sudaryono.

Baca Juga :  Mudik Lebaran 2025, PLN Siagakan 1.000 Unit SPKLU di 615 Lokasi Jalur Trans Sumatra dan Jawa

Direktur Utama (Dirut) PLN, Darmawan Prasodjo menjelaskan, bahwa PLN terus berupaya menggenjot pemanfaatan EBT sebagai bagian dari upaya dekarbonisasi sektor ketenagalistrikan di Indonesia.

Upaya ini searah dengan target Pemerintah untuk mencapai _Net Zero Emissions_ (NZE) di tahun 2060, di sisi lain juga membawa dampak positif langsung untuk masyarakat.

“Dulu ketersedian pasokan biomassa untuk _co-firing_ menjadi tantangan bagi kami. Sekarang, dengan kolaborasi dari berbagai pihak, program ini tidak hanya mampu memanfaatkan lahan kritis dan tidak produktif, tapi juga mampu menghadirkan lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan daerah, dan menggerakkan ekonomi kerakyatan sirkuler,” ujar Darmawan.

Darmawan memaparkan, guna memastikan kecukupan bahan baku biomassa, dibutuhkan upaya terintegrasi. Untuk itu, PLN mengembangkan ekosistem biomassa berbasis pertanian terpadu. Program ini melibatkan masyarakat untuk mengolah lahan kritis menjadi produktif.

“Dengan kekuatan kolaborasi ini, Kementerian Pertanian dan PLN tidak hanya sukses, tetapi juga membawa kesejahteraan dan berkah. Kesuksesan ini akan diduplikasikan di lokasi lainnya, sehingga akan membawa manfaat yang lebih masif lagi,” papar Darmawan.

Sebelum di Tasikmalaya, program ini telah sukses diimplementasikan di Cilacap dengan luas lahan sebesar 106 Hektare dan di Gunungkidul dengan luas 30 Hektare.

Sementara itu, Direktur Utama PLN EPI, Iwan Agung Firstantara mengungkapkan, bahwa biomassa yang digunakan PLN EPI untuk memenuhi kebutuhan _co-firing_ sebagian besar berasal dari limbah pertanian dan perkebunan.

Baca Juga :  Perempuan “Cari Aman” Saat Naik Sepeda Motor

Karena kebutuhannya terus meningkat, pihaknya mengajak masyarakat Kabupaten Tasikmalaya untuk memanfaatkan peluang ini untuk mendulang pendapatan ekonomi.

“Program Pengembangan Ekosistem Biomassa di Tasikmalaya ini, dilakukan dengan penanaman tanaman indigofera sebanyak 100 ribu buah. PLN EPI juga akan menyerahkan sebanyak 205 ekor domba untuk dibudidayakan. Sebelumnya juga telah dilakukan pelatihan budidaya, sehingga masyarakat dapat memanfaatkannya,” ungkap Iwan.

Tidak sampai di situ, Iwan juga menyampaikan bahwa penanaman tanaman energi ini dilakukan dengan sistem tumpang sari berupa cabai, tomat, dan timun.

Sehingga selain dapat digunakan sebagai sumber pakan ternak dan bahan baku biomassa, juga dapat digunakan untuk penghasilan tambahan masyarakat.

“Dengan adanya program ini, PLN berharap dapat membangun ekosistem biomassa yang berkelanjutan di mana batang dan ranting tanaman energi dimanfaatkan untuk bahan baku biomassa, sedangkan daunnya dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak, serta cabai, tomat, dan timunnya dapat dijual sebagai tambahan penghasilan,” kata Iwan.

Sampai dengan Triwulan III 2024, PLN EPI telah berhasil memanfaatkan biomassa untuk _co-firing_ di 46 PLTU sebesar 3 juta ton.

Jumlah ini, kata Iwan, bakal ditingkatkan menjadi 10 juta ton di tahun 2025 guna memenuhi kebutuhan biomassa di 52 PLTU milik PLN.(Sid)

Berita Terkait

Desa Berdaya dan Tantangan Mengubah Kemiskinan Desa
HUT ke-67, Gubernur Iqbal Tekankan Pentingnya Pembangunan yang Cepat dan Tepat
Nataru dan Hegemoni Ekonomi Gaya Baru
Desa Berdaya NTB: Pengentasan Kemiskinan Ekstrem Menuju Pencapaian SDGs
Pemprov NTB Luncurkan Desa Berdaya, Percepat Pengentasan Kemiskinan dari Desa
Keren! Pemprov NTB Gratiskan Penyeberangan Ambulans Jenazah di Kayangan–Poto Tano
Terapkan Sistem Tanpa Kedip, Gubernur Iqbal: PLN Pahlawan di Balik Kesuksesan NTB
Gubernur Iqbal: Saatnya Bank NTB Syariah Pulang ke Pangkuan Rakyat

Berita Terkait

Selasa, 16 Desember 2025 - 13:03 WIB

Desa Berdaya dan Tantangan Mengubah Kemiskinan Desa

Selasa, 16 Desember 2025 - 12:04 WIB

HUT ke-67, Gubernur Iqbal Tekankan Pentingnya Pembangunan yang Cepat dan Tepat

Senin, 15 Desember 2025 - 16:06 WIB

Desa Berdaya NTB: Pengentasan Kemiskinan Ekstrem Menuju Pencapaian SDGs

Senin, 15 Desember 2025 - 15:03 WIB

Pemprov NTB Luncurkan Desa Berdaya, Percepat Pengentasan Kemiskinan dari Desa

Jumat, 12 Desember 2025 - 16:16 WIB

Keren! Pemprov NTB Gratiskan Penyeberangan Ambulans Jenazah di Kayangan–Poto Tano

Berita Terbaru

Mansur Afifi.

Ekonomi & Bisnis

Desa Berdaya dan Tantangan Mengubah Kemiskinan Desa

Selasa, 16 Des 2025 - 13:03 WIB