PESANTREN SEHAT-PESANTREN HEBAT, KUAT, BERMARTABAT: MODAL UTAMA MEMBANGUN GENERASI SMART-GENERASI EMAS MELALUI PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN DI INDONESIA

- Jurnalis

Sabtu, 14 Juni 2025 - 09:12 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

H Fahrurrozi Dahlan.

H Fahrurrozi Dahlan.

Oleh: Prof. Dr. H. Fahrurozi, QH. MA │

ADA pernyataan Menteri Agama RI, Prof. Dr. KH. Nasarudin Umar, MA yang menggugah insan pesantren untuk meraih kesuksesan: “Pesantren adalah pusat pembinaan karakter untuk membentuk generasi unggul, tentu diperlukan lingkungan yang sehat dan mendukung. Kolaborasi lintas kementerian ini adalah langkah strategis yang sangat kami dukung. Umat tidak dapat beribadah dengan baik jika badan dan jiwanya tidak sehat. (Prof. Dr. KH. Nasarudin Umar, MA).

Bak gayung bersambut, Menteri Kesehatan RI, Ir. Budi Gunadi Sadikin, menyatakan: “Pesantren memiliki peran penting dalam mencetak generasi penerus bangsa, yang tidak hanya cerdas secara spritual, tapi juga sehat secara fisik. Melalui sinergi bersama Kementerian Agama RI, kami berkomitment menghadirkan layanan kesehatan yang lebih dekat, edukatif, dan berkelanjutan di lingkungan pesantren (Ir. BGS-MENKES RI).

Lebih lanjut secara operasional dikuatkan oleh Dirjend Pendis, Prof. Dr. H. Amin Suyitno, “Kementerian Agama dan Kementerian Kesehatan menjalin kolaborasi dalam program ‘PESANTREN SEHAT‘, sebagai upaya strategis meningkatkan derajat kesehatan para santri dan menciptakan lingkungan pesantren yang sehat, bersih, dan mendukung proses pendidikan secara holistik.

Program ini dimulai dengan pemeriksaan kesehatan gratis (PKG), hingga edukasi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam pembelajaran pesantren dan madrasah. Kolaborasi lintas kementerian ini bertujuan mencetak generasi santri yang tidak hanya unggul dalam kultur agama, tapi juga tangguh secara fisik dan mental (Ditjend Pendis, 2025).

Secara Normatif, Negara hadir dalam upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas pesantren dengan terbitnya beberapa kebijakan:
1] Undang-undang No. 18. Tahun 2019 tentang PESANTREN.
2]. KMA No. 30. Tahun 2020 tentang Pendirian dan Penyelenggaraan Pesantren.
3]. KMA NO. 31 Tahun 2020 tentang Pendidikan Pesantren.
4]. KMA NO. 32 Tahun 2020 tentang Ma’had Aly.

Aturan kebijakan di atas, mencerminkan hadirnya negara terhadap lembaga pendidikan leluhur anak bangsa Indonesia, lembaga pendidikan tertua dalam khazanah peradaban kelembagaan pendidikan Islam di Indonesia yang kemudian masyhur disebut dengan PESANTREN.

Tergelitik nalar konstruktif kita tentang kehadiran negara dalam pengembangan pesantren, apakah sudah maksimal Negara hadir dalam mengembangkan dan meningkatkan mutu pendidikan pesantren?
Mutu Kelembagaan Pesantren sudah mampu bersaingkah?
Mutu kesehatan warga pesantren sudah terjaminkah?
Kemandirian ekonomi pesantren sudah terwujudkah?.
Manajemen pesantren apakah sudah transformatifkah?
Dan seterusnya, aneka pertanyaan yang bisa muncul dari dialektika dan dinamika kepesantrenan.
Nah, berkaca dari jumlah pesantren di Indonesia, sebagaimana terdaftar di Ditjend Pendis, Direktorat Pesantren KementerianAgama, tercatat sejumlah 41.220 bahkan bisa lebih dari yang tidak terdaftar dan terdata, dengan jumlah santri sejumlah 4.6 juta lebih.

Baca Juga :  Kepala BPKAD Lotim Bantah Sebagai Biang Keterlambatan Bayar Siltap

Pesantren hadir dalam ruang dan waktu yang tepat dalam upaya merestorasi karakter anak bangsa [Ishlahiyyat al-ajyál],

Secara sosiologis, kemudian saya sebut Sosiologi Pesantren: Beberapa kondisi yang dianggap sebagai kekuatan pondok pesantren:
Pertama: Kemandirian pondok pesantren yang didukung tingginya pastisipasi masyarakat dalam pembangunan pondok pesantren.
Kedua: Kepemimpinan kharismatik yang dimiliki oleh tuan guru/kyai haji/ sebagai pimpinan pondok pesantren.
Ketiga: Jaringan kekeluargaan dari pondok pesantren yang masih kuat terjalin.
Keempat: Solidaritas jaringan alumni pesantren dalam menopang eksistensi dan pengembangan pondok pesantren.
Kelima: Penguatan keilmuan dan sanad keilmuan yang terus dikembangkan dan dijadikan sebagai role model pesantren sebagai penopang dan penjaga orisinalitas peradaban keilmuan turats dan kajian saintifik yang telah mulai terintegratif.

ADA TUJUH PROBLEMATIKA PESANTREN SECARA GENERAL YANG SEGERA DIATENSI

Pertama: Problem Psikologis; pembaharuan pondok pesantren tergantung pada kerelaan kyai/TGH yang memimpin, sehingga jika tidak ada restu dari kyai perubahan yang ingin dicapai tidak akan tercapai.

Kedua: Problem Politis, lembaga apapun termasuk pesantren tidak akan terlepas dari implijasi politik selama itu menyangkut perubahan-perubahan sosial.

Ketiga: Problem pembiayaan, masyarakat pesantren secara umum belum kuat secara pendanaan.

Keempat: Problem Kepemimpinan: Pesantren masih banyak bergantung pada figur tokoh pesantren sehingga tidak ada muncul kreativitas dan inovasi dalam pengembangan pesantren.

Kelima: Problem Pedagogis, Usaha pengembangan kurikulum pendidikan menjadi suatu keharusan bagi masyarakat pesantren.

Keenam: Problem Kemandirian Ekonomi.
Pesantren belum banyak bergerak dalam bidang ekonomi, pemberdayaan ekonomi pesantren yang belum kuat dan mandiri.

Ketujuh: Problem Kesehatan: Pesantren masih ada stigmatisasi sebagai lembaga yang kurang nyaman dalam konteks kesehatan, masih terkesan kumuh dan masih terkesan banyak santri yang kurang sehat akibat kurang menjaga kebersihan lingkungan.

Baca Juga :  Bupati Lotim Tekankan Peningkatan Keterampilan dan Kompetensi Jadi Kunci Utama Atasi Pengangguran

Maka upaya mengatasi problematika di atas, ada langkah kongkrit yang harus dieksekusi oleh semua pihak:
Pertama: Melakukan reorientasi pendidikan pesantren, tidak sekedar berorientasi mencetak kader-kader ulama tetapi menjadi kader intelektual, profesional, enterpreunership, tokoh pengusaha.

Kedua: Meningkatkan kemampuan profesionalisme dan keahlian staf pengajar, pengurus, dan pengelola pesantren.

Ketiga: Menyempurnakan sarana dan prasarana pendidikan yang diperoleh untuk menunjang kesuksesan KBM dan aktivitas-aktivitas yang mendukung.

Keempat: Mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki pondok pesantren secara maksimal, baik sumber dana, sumber daya manusia, sumber daya alam dan lingkungan yang dimiliki oleh pesantren.

DINAMIKA PESANTREN HARI INI:
Perubahan bentuk atau transformasi kelembagaan pesantren yang bermula dari: Kuttab (كتاب) Maktab (مكتب) kemudian menjadi Ma’had (معهد) yang terasramakan dalam satu ikatan kekuatan kebersamaan yang kemudian menjadi istilah Santren (Lombok), Surau, Langgar.

Santren tidak hanya tempat ngaji tapi tempat menyampaikan pesan-pesan agama sehingga menjadi Pesantren: pesan-pesan yang TREN dengan sistem sorogan,ngaji tokol, Kemudian istilah bekerbung, lalu berkembang menjadi Ma’had yang berfungsi sebagai; Sebagai tempat membuat Komitment( العهد) Al uhdu bukan al Ahdu, juga sebagai tempat mewariskan warisan kenabian
(توريث الورثة النبوة)
Dan juga Mahad sebagai tempat reproduksi ulama intelektual.Juga menelihara peradaban islam
الحفظ الثقافة الحضارة الاسلامية.

SYARAT UTAMA PESANTREN SEHAT DAN MAJU:

Berdasarkan hasil riset Fahrurrozi Dahlan tentang dinamika pesantren di Indonesia dengan segala dinamikanya tertumpu pada aspek:
Pertama: Aspek Managerial (التنظيم) rata-rata ponpes lemah di management
الحق بلا نظام يغلبه الباطل بنظام (الامام علي)

Kedua: Aspek Leadership (الرياسة)
Ketiga: Aspek Kurikulum
Keempat: Aspek Lingkungan (البيئة)

Ke depan peran pesantren yang sehat fisik, sehat jasmani, sehat lingkungan, sehat leadership,sehat kurikulum, sehat relasi akan berkontribusi besar dalam mencetak generasi emas 2045 melalui pendidikan pesantren di Indonesia.
Kementerian Agama RI di bawah komando Menteri Agama RI, Prof. Dr. KH. Nasarudin Umar, MA terus mengawal perubahan dan transformasi kelembagaan pesantren di segala lini. Khususnya bidang kesehatan dan kemandirian ekonomi pesantren.(*)

Penulis adalah Direktur Pascasarjana UIN Mataram yang juga sebagai Ketua Umum IKA UIN Jakarta-NTB dan Sekjen Forum Direktur Pascasarjana PTKIN se-Indonesia

Berita Terkait

Bupati Lotim Tekankan Peningkatan Keterampilan dan Kompetensi Jadi Kunci Utama Atasi Pengangguran
Aksi Berbagi dan Kebersamaan di Bulan Penuh Berkah Ramadhan Bikers Honda 2025
Balita 2 Tahun Hilang Terseret Arus di Lombok Timur
Demi Nasib para Honorer, Pendekar DPRD dan Pemda Lotim Gedor Tiga Lembaga Negara
Sambut Baik Penghapusan Presidential Threshold 20 Persen, Sultan: Pemilu Harus Tetap Dilaksanakan Efisien
Komite IV DPD RI Dorong BPK Punya Tata Cara Beracara dalam Melaksanakan Pemeriksaan
Ini Harapan Sultan dalam Pilkada Serentak 2024
Hajatan Modifikasi Terbesar Tanah Air, Honda Modif Contest Dibuka untuk Ribuan Modifikator

Berita Terkait

Sabtu, 14 Juni 2025 - 09:12 WIB

PESANTREN SEHAT-PESANTREN HEBAT, KUAT, BERMARTABAT: MODAL UTAMA MEMBANGUN GENERASI SMART-GENERASI EMAS MELALUI PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN DI INDONESIA

Kamis, 17 April 2025 - 17:11 WIB

Bupati Lotim Tekankan Peningkatan Keterampilan dan Kompetensi Jadi Kunci Utama Atasi Pengangguran

Jumat, 21 Maret 2025 - 16:38 WIB

Aksi Berbagi dan Kebersamaan di Bulan Penuh Berkah Ramadhan Bikers Honda 2025

Selasa, 11 Februari 2025 - 10:02 WIB

Balita 2 Tahun Hilang Terseret Arus di Lombok Timur

Kamis, 6 Februari 2025 - 09:01 WIB

Demi Nasib para Honorer, Pendekar DPRD dan Pemda Lotim Gedor Tiga Lembaga Negara

Berita Terbaru