Senator Mirah Midadan Minta Pemda Bergerak Cepat Tangani Kekeringan di NTB

- Jurnalis

Selasa, 19 Agustus 2025 - 08:30 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mirah Midadan Fahmid.

Mirah Midadan Fahmid.

MATARAM, LOMBOKTODAY.IDSenator asal Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Mirah Midadan Fahmid meminta pemerintah daerah (Pemda) untuk bergerak cepat menangani kondisi kekeringan yang melanda sebagian besar wilayah NTB.

Mirah Midadan menegaskan, bahwa lambatnya penetapan status tanggap darurat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), berpotensi memperburuk dampak sosial maupun ekonomi yang kini tengah dirasakan masyarakat.

Seperti diketahui BPBD NTB mengungkapkan bahwa hingga kini pihaknya belum menetapkan SK Tanggap Darurat. Hal ini disebabkan masih menunggu laporan resmi dari kabupaten/kota terdampak. Padahal, bencana kekeringan sudah dirasakan hampir di seluruh wilayah NTB, terkecuali Kota Mataram.

Beberapa daerah bahkan masuk dalam kategori kekeringan ekstrem. Berdasarkan laporan BMKG, di Kabupaten Sumbawa, khususnya di Kecamatan Lape dan Rhee, hari tanpa hujan (HTH) telah mencapai 61 hingga 77 hari.

Menanggapi kondisi tersebut, Mirah Midadan menilai, keterlambatan dalam menerbitkan SK Tanggap Darurat dapat menghambat penyaluran bantuan serta intervensi anggaran yang seharusnya segera diberikan kepada masyarakat terdampak.

Baca Juga :  Momen HUT ke-80 Kemerdekaan RI, Jurnalis Lotim Gelar Lomba Mancing Dibuka Sekda

“Kekeringan adalah bencana yang dampaknya langsung dirasakan rakyat kecil, terutama mereka yang menggantungkan hidup pada pertanian dan peternakan. Jika menunggu terlalu lama, kerugian akan semakin besar. Pemerintah daerah (Pemda) harus lebih proaktif, jangan sampai rakyat dibiarkan menunggu,” tegasnya.

Mirah Midadan menambahkan, SK Tanggap Darurat tidak sekadar dokumen administratif, melainkan kunci agar dana Belanja Tidak Terduga (BTT) bisa segera digelontorkan.

Lebih jauh, Mirah Midadan menyoroti kondisi infrastruktur air di NTB yang masih minim, terutama di desa-desa yang tidak memiliki sumur bor, jaringan PDAM, maupun sumber air alternatif.

“Situasi ini memperlihatkan bahwa krisis air bukan hanya soal cuaca ekstrem, tapi juga soal lemahnya infrastruktur dasar. Pemerintah harus hadir dengan solusi jangka pendek, seperti distribusi air bersih, dan jangka panjang, seperti pembangunan jaringan air dan sumur bor di daerah rawan,” ungkapnya.

Selain itu, Mirah Midadan juga meminta BPBD bersama Pemprov NTB untuk meningkatkan koordinasi dengan kabupaten/kota agar segera menyampaikan laporan resmi. “Administrasi jangan sampai menjadi alasan keterlambatan. Jika memang kondisi sudah darurat, segera tetapkan. Jangan menunggu sampai masyarakat mengalami krisis yang lebih parah,” ucapnya.

Baca Juga :  Pentingnya Bangun Kesadaran Masyarakat Terhadap Pengaruh Kekerasan Seksual Perempuan dan Anak

Mirah Midadan menekankan pentingnya kerja sama multipihak dalam menghadapi bencana kekeringan. Menurutnya, selain pemerintah, sektor swasta, NGO, dan lembaga masyarakat juga harus dilibatkan. “Kekeringan bukan hanya persoalan pemerintah. Semua pihak harus ikut serta, baik dalam distribusi air, edukasi penghematan, maupun pembangunan sarana yang lebih berkelanjutan,” katanya.

Menutup pernyataannya, Mirah Midadan mengingatkan bahwa NTB merupakan wilayah dengan ketahanan air yang rentan. Oleh karena itu, perlu adanya strategi mitigasi permanen, bukan hanya reaktif ketika bencana sudah terjadi. “Jangan sampai setiap musim kemarau, rakyat NTB selalu dihadapkan pada krisis air bersih. Kita butuh rencana jangka panjang agar generasi mendatang tidak mewarisi masalah yang sama,” tutupnya.(arz)

Berita Terkait

Gabungan Aktivis Lobar: Jangan Bungkam Hak Honorer
Seorang Budayawan Gagas ‘’Repoq Literasi’’ untuk Restorasi Pertanian di Lotim
Hadiri HULTAH NWDI, Menhaj Komitmen Tingkatkan Pelayanan Lebih Baik
Astra Honda Incar Kunci Juara ARRC 2025 di Sepang Bersama CBR Series
Si Jago Merah Lalap Shaya Cottage di Sekotong, Diduga Berawal dari Pembakaran Sampah
Laskar Sasak Gelar Baksos Pemeriksaan dan Pengobatan Kesehatan Gratis
10 Unit Honda CUV e: Ber-livery Temani Kru dan Pebalap di Paddock Mandalika
Dukung MotoGP Mandalika 2025, Basarnas Siagakan Dua Unit Helikopter

Berita Terkait

Rabu, 15 Oktober 2025 - 10:08 WIB

Gabungan Aktivis Lobar: Jangan Bungkam Hak Honorer

Senin, 13 Oktober 2025 - 13:03 WIB

Seorang Budayawan Gagas ‘’Repoq Literasi’’ untuk Restorasi Pertanian di Lotim

Minggu, 12 Oktober 2025 - 14:01 WIB

Hadiri HULTAH NWDI, Menhaj Komitmen Tingkatkan Pelayanan Lebih Baik

Kamis, 9 Oktober 2025 - 14:08 WIB

Astra Honda Incar Kunci Juara ARRC 2025 di Sepang Bersama CBR Series

Senin, 6 Oktober 2025 - 14:07 WIB

Si Jago Merah Lalap Shaya Cottage di Sekotong, Diduga Berawal dari Pembakaran Sampah

Berita Terbaru

ilustrasi tenaga honorer.

Umum

Gabungan Aktivis Lobar: Jangan Bungkam Hak Honorer

Rabu, 15 Okt 2025 - 10:08 WIB

Sekda Lotim, HM Juaini Taofik.

Pariwisata Seni Budaya

Sekda Lotim Lantik Pengurus Baru Tukang Pukul Rebana

Senin, 13 Okt 2025 - 17:09 WIB

Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal (kiri) dan Gubernur Gorontalo, Gusnar Ismail (kanan).

Ekonomi & Bisnis

Keren! Gubernur Gorontalo Belajar IPR ke NTB

Senin, 13 Okt 2025 - 15:05 WIB