TPA Kebon Kongok Overload: Truk Sampah Mengular Berjam-jam, Dipicu Kebijakan Pembatasan 50%

- Jurnalis

Senin, 8 Desember 2025 - 14:05 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kondisi truk sampah mengular berjam-jam di TPA Kebon Kongok.

Kondisi truk sampah mengular berjam-jam di TPA Kebon Kongok.

LOBAR, LOMBOKTODAY.ID – Krisis pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Kebon Kongok, kian memuncak. Antrean truk pengangkut sampah dari Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat (Lobar) mengular hingga berjam-jam setiap hari, dipicu oleh kebijakan pembatasan ritase 50% yang diberlakukan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (Pemprov NTB) melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK).

Pemandangan truk-truk milik Dinas Lingkungan Hidup (DLH) yang terparkir berderet menunggu giliran bongkar muatan, kini menjadi rutinitas harian di TPA Kebon Kongok. Beberapa truk bahkan terpaksa menginap karena tidak sempat menurunkan sampah dalam satu hari operasional.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat (Kadis LH Lobar), Muhammad Busyairi menyebutkan, bahwa kebijakan pembatasan ritase mulai berlaku sejak 10 Desember 2025. “Malah kita per 10 Desember, surat dari Provinsi, DLHK Provinsi, kita dibatasi 50% ngangkut ke TPA,” ujarnya, Senin (8/12/25).

Baca Juga :  Asyik! 500 Konsumen Loyal Honda Ditemui Pebalap MotoGP

Kebijakan ini secara drastis menurunkan kapasitas angkut harian, sementara volume sampah terus meningkat, terutama akibat cuaca ekstrem yang mempercepat penumpukan di Tempat Penampungan Sementara (TPS).

“Kalau naik jam 09.00 pagi, nyampe di sana rit pertama contohnya, nanti dia bisa turun jam 4 atau jam 5 sore karena memang antre,” jelas Busyairi.

Kondisi ini membuat banyak armada tidak sempat melakukan ritase kedua, bahkan ada yang gagal membongkar muatan sama sekali.

Baca Juga :  Gubernur NTB Tekankan Pentingnya Sinkronisasi Program PKK dengan Pemerintah

Selain pembatasan ritase, minimnya pemilahan sampah organik dan non-organik dari sumber, juga memperparah situasi. Sampah yang tercampur memperlambat proses pemrosesan akhir dan menambah tekanan terhadap kapasitas TPA yang sudah kritis.

Pemprov NTB bersama Pemkot Mataram dan Pemkab Lobar kini tengah mencari solusi jangka pendek dan panjang untuk mengatasi krisis ini. “Jadi, sedang cari solusi bersama-sama,” tutup Busyairi.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada keputusan teknis yang diumumkan. Namun, kondisi di lapangan menunjukkan bahwa penanganan segera sangat dibutuhkan agar sistem persampahan regional tidak lumpuh total.(ham)

Berita Terkait

NTB Melangkah ke Era Digital: Gubernur Iqbal Luncurkan DIGIHub
Gubernur NTB: Meritokrasi dan Manajemen Talenta Kunci Meningkatkan Kinerja Pegawai
Polda NTB Gelar Doa Bersama ‘’Pray for Sumatera’’, Wujud Kepedulian Terhadap Korban Bencana
Jelang Nataru, Gubernur NTB Siapkan Contingency Plan Kebencanaan
Gubernur Iqbal Serahkan Hibah Videotron ke Polda NTB sebagai Sarana Komunikasi dan Pelayanan Publik
Pemancing Hilang di Langgudu Bima Akhirnya Ditemukan Meninggal Dunia
Sisir Kabupaten dan Kota Bima, Satpol PP NTB Melalui Tim Satgas BKC NTB Perketat Operasi Pemberantasan Rokok Ilegal
Pencarian Korban KMP Belida: Tim SAR Gabungan Intensifkan Penyisiran di Selat Alas yang Menantang

Berita Terkait

Senin, 8 Desember 2025 - 14:05 WIB

TPA Kebon Kongok Overload: Truk Sampah Mengular Berjam-jam, Dipicu Kebijakan Pembatasan 50%

Senin, 8 Desember 2025 - 12:08 WIB

NTB Melangkah ke Era Digital: Gubernur Iqbal Luncurkan DIGIHub

Senin, 8 Desember 2025 - 11:20 WIB

Gubernur NTB: Meritokrasi dan Manajemen Talenta Kunci Meningkatkan Kinerja Pegawai

Senin, 8 Desember 2025 - 09:01 WIB

Polda NTB Gelar Doa Bersama ‘’Pray for Sumatera’’, Wujud Kepedulian Terhadap Korban Bencana

Jumat, 5 Desember 2025 - 11:04 WIB

Jelang Nataru, Gubernur NTB Siapkan Contingency Plan Kebencanaan

Berita Terbaru