Puluhan Warga Dusun Pelebe Gedor Kantor Desa Ketapang Raya Keruak

- Jurnalis

Senin, 7 Juli 2025 - 14:06 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Puluhan warga Dusun Pelebe, Desa Ketapang Raya, Kecamatan Keruak diterima oleh Camat dan Kedes.

Puluhan warga Dusun Pelebe, Desa Ketapang Raya, Kecamatan Keruak diterima oleh Camat dan Kedes.

LOMBOK TIMUR, LOMBOKTODAY.IDPuluhan warga Dusun Pelebe, Desa Ketapang Raya, Kecamatan Keruak, Kabupaten Lombok Timur, mendatangai kantor Desa Ketapang Raya. Kedatangan warga pesisir itu tak lain guna mendesak Kepala Desa Ketapang Raya, Syayyid Zulkifli untuk menutup beroperasinya tambak udang milik inisial HZ yang juga warga setempat.

Menurut warga yang datang ke kantor desa, Senin (7/7/2025) mengungkap, bahwa para pembudidaya Lobster dengan sistem Keramba Jaring Apung (KJA) di Dusun Pelebe, konon sering gagal panen dikarenakan Lobster sering mati mendadak.

Warga menuding Lobster sering mati mendadak semenjak kembali beroperasinya tambak udang milik HZ yang terletak di dekat pesisir Dusun Pelebe. Konon menurut warga, ada limbah kotoran udang di tambak yang dibuang ke laut pada saat pengurasan tambak udang usai panen.

Diuraikan, kotoran udang jenis fenama itu mengendap menjadi lumpur di dalam tambak yang kalau lumpur kotoran itu dikuras akan mengeluarkan bau yang menyengat dan mencemari air laut di sekitar pesisir hingga ke areal Keramba warga. Air laut di sekitarnya berubah berwarna lumpur yang mereka pastikan membunuh Lobster.

Baca Juga :  Depan Wantimpres, Pj Bupati Lotim Beberkan Dukungan Pemda Terhadap PMI

Fenomena ini kata beberapa pembudidaya pernah terjadi beberapa tahun lalu dan kini terulang kembali katanya sejak HZ mengaktifkan kembali kegiatan pelihara udang di tambaknya. Ditambahkan, saat tambak itu tidak beroperasi, para pembudidaya Lobster mengaku sukses panen dan mendapat untung.

Karenanya, dengan tegas warga Dusun Pelebe mendesak pemerintah desa dan kecamatan segera memerintahkan HZ untuk menghentikan pengoperasian tambaknya. Warga juga mewarning Kades dan Camat jika tidak segera mengambil tindakan, warga mengancam akan mengambil tindakan dengan caranya sendiri.

Menyikapi tuntutan warga yang semakin geram dengan masalah ini, Plt Camat Keruak, Azhar, S.Pd yang ikut menerima kedatangan warga tersebut menyampaikan, pihaknya akan mengkaji dengan seksama kasus ini, apakah betul keberadaan tambak milik HZ sebagai penyebab banyaknya Lobster milik warga yang tewas, ataukah ada faktor penyebab yang lain.

Camat menyampaikan, bahwa HZ juga warga setempat, tidak mungkin secara tiba-tiba dijustifikasi dengan serta-merta secara langsung untuk menutup tambaknya. Di sisi lain, warga yang datang juga ingin usaha budidaya Lobsternya berhasil tanpa ada gangguan apapun.

Baca Juga :  MENGHAYALKAN VISI MISI GUBERNUR NTB LMI “NTB MAKMUR MENDUNIA” (Bagian 3)

“Kami bersama Pemerintah Desa Ketapang Raya berjanji akan memanggil HZ ke kantor desa untuk dimintai keterangan. Saya meminta Kepala Desa untuk menurunkan surat panggilan kepada yang bersangkutan,” pinta Camat.

Sementara itu, Kepala Desa Ketapang Raya, Syayyid Zulkifli mengaku sangat mengetahui bahwa benar banyak Lobster milik warga Pelebe yang mati misterius. Namun, Kades tidak menyebut pasti sebagai penyebabnya adalah atas keberadaan limbah tambak udang milik HZ seperti yang diungkap rakyatnya.

Namun demikian, sesuai arahan Camat, Kades akan langsung hari ini melayangkan surat panggilan kepada HZ untuk datang pada hari Rabu lusa (9/7/2025) guna dilakukan klarifikasi. “Hari ini kami langsung buat surat pemanggilan kepada HZ,” tegas Kades Syayyid Zulkifli.

Selain itu, Camat dan Kades berjanji akan membawa persoalan ini ke Pemda Lotim dan akan menyampaikan langsung kepada Bupati Lombok Timur untuk diatensi minimal ada upaya uji laboratorium terhadap air dan lumpur tambak, apakah betul mengandung zat berbahaya. Untuk itu, Kades menenangkan warganya agar bersabar beberapa waktu guna mencari solusi terbaik.(Kml)

Berita Terkait

Gabungan Aktivis Lobar: Jangan Bungkam Hak Honorer
Seorang Budayawan Gagas ‘’Repoq Literasi’’ untuk Restorasi Pertanian di Lotim
Hadiri HULTAH NWDI, Menhaj Komitmen Tingkatkan Pelayanan Lebih Baik
Astra Honda Incar Kunci Juara ARRC 2025 di Sepang Bersama CBR Series
Si Jago Merah Lalap Shaya Cottage di Sekotong, Diduga Berawal dari Pembakaran Sampah
Laskar Sasak Gelar Baksos Pemeriksaan dan Pengobatan Kesehatan Gratis
10 Unit Honda CUV e: Ber-livery Temani Kru dan Pebalap di Paddock Mandalika
Dukung MotoGP Mandalika 2025, Basarnas Siagakan Dua Unit Helikopter

Berita Terkait

Rabu, 15 Oktober 2025 - 10:08 WIB

Gabungan Aktivis Lobar: Jangan Bungkam Hak Honorer

Senin, 13 Oktober 2025 - 13:03 WIB

Seorang Budayawan Gagas ‘’Repoq Literasi’’ untuk Restorasi Pertanian di Lotim

Minggu, 12 Oktober 2025 - 14:01 WIB

Hadiri HULTAH NWDI, Menhaj Komitmen Tingkatkan Pelayanan Lebih Baik

Kamis, 9 Oktober 2025 - 14:08 WIB

Astra Honda Incar Kunci Juara ARRC 2025 di Sepang Bersama CBR Series

Senin, 6 Oktober 2025 - 14:07 WIB

Si Jago Merah Lalap Shaya Cottage di Sekotong, Diduga Berawal dari Pembakaran Sampah

Berita Terbaru

ilustrasi tenaga honorer.

Umum

Gabungan Aktivis Lobar: Jangan Bungkam Hak Honorer

Rabu, 15 Okt 2025 - 10:08 WIB

Sekda Lotim, HM Juaini Taofik.

Pariwisata Seni Budaya

Sekda Lotim Lantik Pengurus Baru Tukang Pukul Rebana

Senin, 13 Okt 2025 - 17:09 WIB

Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal (kiri) dan Gubernur Gorontalo, Gusnar Ismail (kanan).

Ekonomi & Bisnis

Keren! Gubernur Gorontalo Belajar IPR ke NTB

Senin, 13 Okt 2025 - 15:05 WIB