Jika Pisah Jalan dengan Dr Zul, Kalkulasi Elektoral Mi6 Yakini Rohmi Djalilah Punya Kans Besar Gandeng Musyafirin

- Jurnalis

Selasa, 16 April 2024 - 13:03 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bambang Mei Finarwanto (kiri) dan Ruslan Turmuzi (kanan).

Bambang Mei Finarwanto (kiri) dan Ruslan Turmuzi (kanan).

MATARAM, LOMBOKTODAY.ID – Lembaga Kajian Sosial dan Politik Mi6 kembali membeberkan analisa terkait dinamika politik terkini Bumi Gora yang masih sangat dinamis dan bakal penuh dengan kejutan. Terbaru, Mi6 menilai gerakan yang menghendaki agar Hj Sitti Rohmi Djalilah maju bertarung sebagai calon gubernur (Cagub) dan pisah jalan dengan Dr Zul, kian membesar.

‘’Paket Zul—Rohmi harus diakui bakal menemui tantangan yang besar, terutama soal apakah paket ini akan masih bersama atau justru pisah jalan,’’ kata Direktur Mi6, Bambang Mei Finarwanto didampingi Penasehat Khusus Mi6, H Ruslan Turmuzi yang juga anggota DPRD NTB dari PDIP NTB, di Mataram, pada Selasa (16/4/2024).

Analis politik kawakan Bumi Gora yang karib disapa Didu ini mengemukakan, konstalasi politik Bumi Gora memang masih berpotensi menghadirkan kejutan-kejutan seiring dengan dinamika politik yang sangat dinamis. Dalam hal ini, pasangan Zul—Rohmi yang merupakan petahana dinilai bakal menemui tantangan paling besar, musabab menjadi kandidat yang paling ingin diusik.

Yang menarik, tantangan terhadap pasangan Zul—Rohmi untuk kembali bertarung dalam Pilkada NTB 2024 kata Didu, tidak cuma datang dari eksternal semata. Namun, datang juga dari internal. Saat ini kata Didu, suara yang menginginkan agar Rohmi Djalilah pisah jalan dengan Dr Zul dan maju sebagai kandidat calon gubernur (Cagub) bukannya meredup, tapi malah membesar. Hal tersebut misalnya terus bergelora di internal Ormas Islam NWDI, di mana Rohmi Djalilah merupakan salah satu figur sentralnya.

Selain itu, berembus pula aneka kabar angin. Misalnya saja yang terkait dengan kesiapan finansial untuk menatap Pilgub NTB 2024. Entah benar atau tidak, ada yang menyebut-nyebut perlu syarat setidaknya kesiapan dana terlebih dahulu untuk menopang operasional Tim Pemenangan, baru pasangan Zul—Rohmi bisa dideklarasikan.

Tanda-tanda tantangan dari internal itu juga kata Didu, kian mudah dibaca oleh publik, mengingat ada keinginan agar pasangan Zul—Rohmi Jilid II dideklarasikan usai Lebaran Idul Fitri. Namun, dari sisi Rohmi Djalilah, hal tersebut masih disambut dingin. Malah, sejumlah figur perwakilan dari sisi Dr Zul maupun dari sisi Rohmi Djalilah, tak sungkan saling berbalas komentar di media, yang menandakan sejumlah hal masih belum ada titik temu. ‘’Dalam politik, satu hal yang pasti adalah ketidakpastian. Dalam banyak pengalaman, dinamika yang sangat berubah dengan cepat, dapat menciptakan kejutan yang tidak terduga,’’ kata Didu.

Dari sisi eksternal, pasangan Zul—Rohmi banyak menemui tantangan lantaran sejumlah figur juga menggoda Rohmi Djalilah untuk berganti pasangan di Pilkada 2024. Muncul misalnya ke permukaan, bagaimana Penjabat (Pj) Gubernur NTB saat ini, HL Gita Ariadi, ingin pula berpasangan dengan Rohmi Djalilah. Tujuh bulan menjabat sebagai orang nomor satu di NTB, menjadikan nama HL Gita Ariadi memang banyak mewarnai perbincangan warga Bumi Gora, yang menjadikan popularitas dan elektabilitasnya merangkak naik.

Tentu saja kata Didu, tak ada yang keliru dengan kian membesarnya keinginan agar Rohmi Djalilah pisah jalan dengan Dr Zul, dan maju untuk memperebutkan kursi NTB 1. Mantan Eksekutif Daerah Walhi NTB dua periode ini mengemukakan, sebagai figur yang merepresentasikan Ormas Islam NWDI, Rohmi Djalilah memang menjadi idola.

Baca Juga :  Akhirnya, Anton Charliyan Gantikan Ilham Bintang sebagai Ketua Dewan Penasihat PWI Pusat

Didu mengatakan, NWDI memiliki pengaruh politik yang kuat di NTB. Organisasi ini memiliki jaringan yang luas, punya basis anggota yang besar, dan juga kapasitas mobilitasi yang signifikan. Karena itu kata Didu, figur yang merepresentasikan organisasi massa ini, potensial memenangkan Pilkada. Sebab, kehadiran organisasi massa dapat memberikan kandidat akses ke sumber daya politik, termasuk dukungan finansial, relawan, dan basis pemilih yang solid.

Bukti pengaruh politik NWDI ini misalnya dapat dilihat dari penyelenggaraan Pemilihan Legislatif (Pileg) yang belum lama usai. Bagaimana NWDI menggendong Partai Perindo di NTB, dan bagaimana figur-figur NWDI mendulang perolehan suara yang signifikan untuk posisi DPR RI, DPD RI, maupun DPRD di Provinsi dan Kabupaten/Kota di NTB.

Didu juga haqqul yakin, keinginan agar Rohmi Djalilah maju sebagai Bacagub di Pilkada 2024, juga telah didasarkan kalkulasi elektoral. Petahana yang memilih pisah jalan umumnya kata Didu, didasari fakta kalau kandidat tersebut memiliki basis pemilih yang setia atau jaringan dukungan personal yang kuat yang memungkinkan untuk bersaing.

‘’Keputusan pisah jalan dalam Pilkada bagi petahana adalah langkah strategis yang kompleks dan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor politik, personal, dan kontekstual. Tentu harus ada pertimbangan cermat sebelum keputusan akhir dibuat,’’ ucap Didu.

Potensi Gandeng Musyafirin

Lantas bagaimana lanskap politik Rohmi Djalilah andai memutuskan pisah jalan dengan Dr Zul? Penasehat Mi6, H Ruslan Turmuzi menyebut, berdasarkan sejumlah parameter dan kalkulasi elektoral yang disimulasikan Mi6 menunjukkan potensi Rohmi Djalilah bisa mengandeng figur HW Musyafirin, Bupati Sumbawa Barat saat ini untuk bertarung di Pilkada.

Ruslan mengatakan, sebagai figur yang berasal dari Pulau Sumbawa, Musyafirin memang merupakan salah satu kandidat yang tengah dipertimbangkan banyak kandidat. Memadukan pasangan dari Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, masih akan menjadi ‘’kombinasi maut’’ untuk mendapatkan dukungan pemilih yang signifikan dan mengantarkan pada kemenangan.

Pasangan yang mewakili daerah asal yang berbeda kata Didu, dapat membantu memastikan representasi yang lebih luas dari berbagai komunitas dan kepentingan. Hal ini memungkinkan untuk menjangkau pemilih dari berbagai wilayah dengan lebih baik dan meningkatkan keterlibatan pemilih serta mendapatkan dukungan lintas wilayah.

‘’Pasangan yang berasal dari Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa juga dapat membantu menyeimbangkan kekuatan politik. Mampu menciptakan kesempatan untuk memperluas dukungan dan mengurangi resistensi dari kelompok-kelompok tertentu,’’ tandas Ruslan Turmuzi yang akrab disapa RT.

Selain itu, figur Haji Firin, begitu Musyafirin karib disapa, memiliki rekam jejak yang mentereng selama dua periode menjabat sebagai Bupati Sumbawa Barat. Rekam jejak impresif tersebut, terekam antara lain dalam pencapaian pembangunan infrastruktur, pelayanan publik, peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan berbagai inovasi dalam kebijakan yang menyentuh langsung kepentingan masyarakat lapisan bawah.

Sebagai kepala daerah, Musyafirin disebut RT, telah memiliki pengalaman eksekutif yang signifikan dalam menjalankan pemerintahan daerah. Hal tersebut menjadikan mantan Sekretaris Daerah Sumbawa Barat tersebut telah terbiasa dengan dinamika politik, bagaimana mengelola anggaran, mengambil keputusan strategis, serta berinteraksi dengan berbagai pemangku kepentingan.

Baca Juga :  Temukan Penggelembungan Suara, MPW PP Jatim Minta KPU Hapus Suara Siluman DPD RI di Sirekap Jatim

Nilai plus lain yang dimiliki Musyafirin adalah tiket maju dalam Pilgub NTB 2024 yang sudah dikantongi dari PDIP. Dengan begitu, Haji Firin datang tidak dengan tangan kosong. Sudah begitu, memiliki pengalaman dua kali dalam kontestasi Pilkada di tingkat kabupaten dan menang dengan suara sangat signifikan, Haji Firin pasti sudah tahu, betapa kontestasi pilkada butuh sumber daya politik dan finansial, dan tahu pula bagaimana menggunakannya. Itu sebabnya, Haji Firin di NTB dijuluki politisi sejati. Sebab, dia bukan tipe pemimpin daerah yang hemat terhadap masyarakatnya.

Dr Zul Pasti Move On

Di sisi lain, andai pun Rohmi Djalilah memilih pisah jalan, Dr Zul diyakini Didu pasti akan cepat move on. Didu mengatakan, dinamika politik yang tinggi, mengharuskan memang ada rencana cadangan. ‘’Sebagai politisi dengan rekam jejak yang sangat panjang, Dr Zul pasti mafhum tahu tentang ketidakpastian dalam politik. Meskipun ada tren dan analisis, kejutan politik dapat muncul dari berbagai faktor yang tidak terduga,’’ kata Didu.

Menurut analis politik yang dikenal humble ini, berganti pasangan bagi petahana adalah hal normal belaka. Hal tersebut sama seperti perlunya rencana cadangan sebagai respons terhadap perubahan mendadak seperti misalnya pergeseran dalam opini publik terhadap kandidat, perubahan arah dukungan pemilih potensial, atau peristiwa luar biasa yang dapat memengaruhi hasil pemilihan.

Lagi pula kata Didu, akan sangat banyak figur yang juga berkeinginan untuk digandeng oleh Dr Zul. Sebagai Gubernur NTB petahana, Dr Zul adalah magnet yang akan selalu menarik figur lain untuk merapat dan dengan sukacita digandeng menjadi pasangan.

Didu menyebut, kandidat petahana seperti Dr Zul telah memiliki pengalaman dalam memimpin daerah dan telah membuktikan diri mereka dalam jabatan sebelumnya. Pengalaman ini memberi Dr Zul keunggulan dalam hal kredibilitas di mata pemilih. Dan sudah pasti, pengalaman dan kredibilitas tersebut bisa menjadi aset berharga dalam menarik dukungan pemilih.

‘’Kandidat petahana juga seringkali memiliki infrastruktur kampanye yang sudah ada dari kampanye sebelumnya. Infrastruktur ini termasuk jaringan relawan, basis pemilih yang sudah ada, dan sumber daya kampanye lainnya,’’ kata Didu.

Di luar itu, Didu melihat ada faktor lain yang juga menjadikan keunggulan tersendiri bagi Dr Zul. Yakni, langkah politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini yang tak pernah henti berkeliling bertemu dengan masyarakat dari berbagai lapisan di NTB. Dan jika sejumlah figur baru memulai hal tersebut saat ini, Dr Zul telah melakukannya dalam jangka waktu yang sangat lama.

Dan yang menarik menurut Didu, Dr Zul tidak hanya bertemu dan menyapa, serta mendengar keinginan masyarakat dari dekat. Namun, Dr Zul sangat pandai ‘’memanusiakan’’ masyarakat yang ditemuinya secara langsung tersebut. ‘’Dalam setiap pilkada, pengalaman dan kredibilitas kandidat adalah faktor penentu. Petahana memiliki keunggulan yang signifikan dalam hal pengalaman memimpin dan memahami dinamika politik yang terjadi. Itu memberikan mereka potensi yang kuat untuk meraih kemenangan,’’ ungkap Didu diamini juga oleh RT.(Sid)

Berita Terkait

Jelang Pilkada Serentak 2024, DPD RI Minta Hak Politik Rakyat Terjamin
Pantau Pilkada Serentak 2024, GKR Hemas Ajak JaDI Lakukan Pendidikan Politik Kebangsaan dari Akar Rumput
Pengukuhan Kepengurusan KWP 2024-2026, Ariawan Tekankan Kolaborasi dan Sinergi
Polres Lombok Utara Kerahkan 200 Personel Gabungan Amankan Debat Terbuka Jilid II
Iklan Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati dari KPU Kabupaten Lombok Timur
Sultan Akui Indonesia dan Tunisia Sama-Sama Menjadi Negara Demokrasi Berkembang
Mahmud Marhaba Lantik DPD dan DPC PJS se-Sulut
Mantan Bupati Sukiman Azmy Dampingi Iqbal Ziarah Makam TGH Muh Ali Batu

Berita Terkait

Selasa, 19 November 2024 - 17:06 WIB

Jelang Pilkada Serentak 2024, DPD RI Minta Hak Politik Rakyat Terjamin

Jumat, 15 November 2024 - 14:01 WIB

Pengukuhan Kepengurusan KWP 2024-2026, Ariawan Tekankan Kolaborasi dan Sinergi

Kamis, 14 November 2024 - 08:03 WIB

Polres Lombok Utara Kerahkan 200 Personel Gabungan Amankan Debat Terbuka Jilid II

Senin, 11 November 2024 - 17:37 WIB

Iklan Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati dari KPU Kabupaten Lombok Timur

Jumat, 8 November 2024 - 13:07 WIB

Sultan Akui Indonesia dan Tunisia Sama-Sama Menjadi Negara Demokrasi Berkembang

Berita Terbaru

Anggota Komisi III DPR RI, Bambang Soesatyo.

Ekonomi & Bisnis

Bamsoet Ingatkan Ego Sektoral Bisa Akibatkan Industri Manufaktur Mati Suri

Selasa, 19 Nov 2024 - 10:07 WIB

Ketua DPD RI, Sultan B Najamudin.

Ekonomi & Bisnis

Sultan Minta Pemerintah Tunda Kenaikan PPN 12% Januari 2025

Selasa, 19 Nov 2024 - 09:28 WIB