LOTIM, LOMBOKTODAY.ID – Setali tiga uang (kata pepatah), podo wae (kata orang Jawa), selae lime likur (kata orang Sasak) yang artinya “sama saja”. Ungkapan ini layak disematkan kepada kebijakan pemerintah pusat yang melakukan efisiensi anggaran sebagai langkah pengalihan anggaran untuk menyukseskan makan bergizi gratis (MBG).
Akibat efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah pusat mulai tahun anggaran 2026, membuat kepala daerah kelimpungan. Seperti halnya Lombok Timur (Lotim), anggarannya terpangkas hingga mencapai Rp327 miliar.
Bupati Lotim, H Haerul Warisin harus pontang panting me-lobi sana-sini untuk mendapatkan program pusat demi menyiasati kekurangan anggaran.
”Di tahun 2026 Lotim terkena imbas efisiensi anggaran mencapai Rp 327 miliar,” ungkap Bupati Lotim, H Haerul Warisin saat menyampaikan pidato atas terpilihnya menjadi Ketua KONI Lombok Timur, Rabu pekan lalu.
Menurut Bupati yang populer disapa Iron itu menyampaikan, imbas adanya pemangkasan tersebut, kondisi Lotim berada dalam situasi sulit. Di sisi lain, banyak program yang sudah ditetapkan melalui visi misi terancam tidak semua dapat terwujud. ”Tidak main- main menjadi Bupati di saat ini,” katanya Iron.
Menurutnya, tahun ini anggaran Lotim masih normal, tapi tahun depan anggaran tahun 2026 turun sampai Rp327 miliar, anggaran sebesar itu dari mana harus mendapatkan, belum lagi ada 11 ribu lebih honorer yang harus ditangani.
”Honorer kita peringkat ke-7 se-Indonesia, tapi saya sebagai Bupati mengusulkan seluruhnya untuk diangkat menjadi PPPK paruh waktu. Kita tidak tanggung tanggung,” ucapnya lagi.
Bupati berpikiran cara ini ditempuh bak kata pepatah “terlanjur basah, mandi sekalian”, artinya, ketimbang diusulkan sedikit-sedikit akan selalu menjadi beban, sehingga diusulkan semuanya. ”Untuk honorer ini kita usulkan semuanya, masalah anggarannya, kita serahkan kepada Yang Maha Kuasa nanti,” tandasnya.
Lebih lanjut Bupati mengatakan, guna mengembalikan anggaran ratusan miliar rupiah yang dipotong pemerintah pusat tersebut, dirinya terus bergerilya melakukan lobi-lobi ke kementerian. Seperti yang dilakukan selama ini, dan hasil loby-lobypun membuahkan hasil. “Hanya dengan lobi-lobi kita bisa dapatkan untuk menutupi kekurangan anggaran yang dipotong pemerintah pusat tersebut,” ucapnya.
Bupati mengaku, selalu mengajak para kepala dinas (Kadis) datang ke kementerian untuk melakukan lobi-lobi anggaran yang ada. Dia tidak ingin para Kadis hanya duduk manis di kursi saja. “Lebih baik berhenti saja jadi Kadis, untuk menjadi Kadis berangkat ke Jakarta melakukan lobi- lobi di kementerian,” tekannya.
Iron juga mengaku, dirinya selama ini kerap bolak balik Jakarta bukan pergi pacaran atau kawin seperti yang diisukan selama ini. Dirinya ke Jakarta untuk pergi mencari duit untuk membangun Lotim, dengan cara melakukan lobi-lobi di kementerian.
”Kalau ada yang mengatakan saya ke Jakarta pergi pacaran atau kawin seperti yang diisukan selama ini, itu keliru. ”Saya ke Jakarta itu mencarikan Lotim anggaran, pekerjaan, kegiatan, program,” tegasnya seraya mencontoh hasil lobi-lobi yang dilakukan, ada Rp22 miliar dana pusat mengalir ke Lotim dan pekerjaannya sedang berjalan, belum lagi dari kementerian lain.(Kml)