Pdt Penrad Siagian Tegaskan Konflik Agraria di Tano Batak Harus Diselesaikan dengan Kejelasan Batas Konsesi

- Jurnalis

Senin, 3 Maret 2025 - 13:05 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Anggota DPD RI, Pdt Penrad Siagian (kiri).

Anggota DPD RI, Pdt Penrad Siagian (kiri).

TOBA, LOMBOKTODAY.ID – Anggota DPD RI, Pdt Penrad Siagian menegaskan, perampasan tanah di wilayah Tano Batak, bukan hal baru dan telah berlangsung sejak lama. Bahkan Pdt Penrad Siagian telah menyaksikan sendiri perjuangan masyarakat dalam menghadapi konflik agrarian ini.

‘’Perampasan-perampasan tanah itu sudah sejak awal dilakukan, dan gerakan perlawanan ini saya saksikan sendiri karena saya bagian dari perjuangan itu. Karena itu, yang harus kita lakukan adalah membangun jejaring gerakan, sebab dalam konflik seperti ini rakyat selalu menjadi korban,’’ tegas Pdt Penrad Siagian, dalam keterangan resminya, Senin (3/3/2025).

Pdt Penrad Siagian menyoroti ketimpangan kekuatan antara masyarakat dan korporasi. Menurutnya, masyarakat yang memiliki keterbatasan dalam aspek pengetahuan, jaringan, dan kuasa, seringkali kalah ketika berhadapan dengan perusahaan besar.

‘’Satu-satunya cara memenangkan perjuangan ini adalah membangun jaringan gerakan yang kuat. Perpindahan lokasi ibadah ini adalah bukti adanya relasi kuasa yang memaksa masyarakat berpindah lokasi ibadah. Ini relasi kuasa yang nyata!,’’ katanya.

Pdt Penrad Siagian mengungkapkan keharuannya melihat perlawanan terhadap PT TPL (Toba Pulp Lestari) kembali menguat dengan hadirnya berbagai pemimpin gereja, organisasi non-pemerintah (NGO), dan masyarakat sipil.

‘’Saya sangat bangga dan bahagia. Gerakan melawan PT TPL ini hidup kembali. Ini adalah kebangkitan baru perlawanan terhadap kezaliman yang sudah berlangsung puluhan tahun. Saya melihat harapan itu tumbuh kembali,’’ ungkapnya.

Baca Juga :  Pj Sekda Lotim Pimpin Workshop Bertajuk Kolaborasi Pengawasan Desa

Pdt Penrad Siagian juga menegaskan komitmennya untuk membawa persoalan ini ke tingkat nasional. Menurutnya, pemerintah harus transparan terkait konsesi PT TPL, karena banyak desa tiba-tiba diklaim masuk dalam wilayah konsesi tanpa kejelasan batasnya.

‘’Saya sudah meminta kepada pemerintah agar transparan soal konsesi ini. Kita tidak tahu batas-batasnya. Tiba-tiba satu desa dianggap bagian dari konsesi. Ini harus dihitung ulang agar tidak menimbulkan konflik berkepanjangan,’’ tegasnya.

Selain itu, Pdt Penrad Siagian mendesak agar dilakukan audit sosial dan lingkungan terhadap PT TPL. Ia menyoroti dampak sosial yang ditimbulkan akibat keberadaan perusahaan tersebut, termasuk jatuhnya korban jiwa.

‘’Kerusakan sosial sudah terjadi, seperti yang dialami Sorbatua (Ketua Komunitas Adat, Ompu Umbak Siallagan atau Sorbatua Siallagan). Ini harus diaudit!. Negara harus menjamin hak warga untuk hidup di atas tanah mereka sendiri, sebagaimana dijamin dalam konstitusi,’’ katanya.

Pdt Penrad Siagian juga meminta agar konsesi PT TPL dirasionalisasi dengan mempertimbangkan klaim masyarakat. Sebab, konflik akan terus terjadi jika klaim masyarakat tidak diakui dan tidak ada kejelasan batas wilayah konsesi.

Baca Juga :  Hilang Diseret Arus Aliran Sungai, Tim Gabungan Belum Temukan Iwan

‘’Saya sudah menjadwalkan pembahasan ini dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) di DPD RI. Kita akan undang PT TPL, pemerintah, dan masyarakat yang tentunya akan menjadi bagian dari RDPU,’’ ujarnya.

Terkait gangguan terhadap ibadah, termasuk pemindahan lokasi acara, Pdt Penrad Siagian mengaku heran dan mengecam keras jika benar ada campur tangan PT TPL dalam hal ini.

‘’Kalau benar PT TPL menggerakkan ini, maka ini sudah keterlaluan!. Sebelum acara, saya sudah menelepon Kapolres Toba dan Camat untuk meminta jaminan agar lokasi ibadah tidak dipindahkan. Mereka sudah memberi jaminan, tetapi tetap terjadi perpindahan. Saya tidak tahu tekanan apa yang memaksa ini terjadi,’’ katanya.

Ia mengingatkan bahwa tindakan seperti ini berbahaya secara sosial, politik, dan kultural, terutama di wilayah Tano Batak yang memiliki ikatan kuat dengan gereja. ‘’Di Tano Batak, mengganggu pimpinan gereja itu sangat berbahaya. Jangan sampai ini memicu respons di luar kendali yang bisa berdampak luas,’’ ucapnya sembari mengingatkan semua pihak, termasuk kepolisian dan pemerintah untuk lebih bijak dalam menangani konflik ini, agar tidak memicu ketegangan yang lebih besar di tengah masyarakat.(arz)

Berita Terkait

Kunjungi Command Center, Lalu Iqbal Soroti Pentingnya Dashboard Data Terpadu
Gubernur NTB Akan Sampaikan Arahan dan Instruksi Presiden Prabowo Saat Sertijab 6 Maret 2025
Astra Motor NTB Bagikan Tips Berkendara di Saat Bulan Ramadhan 1446 Hijriah
Adopsi Pohon Perumdam Tirta Ardhia Rinjani Gelar Penghijauan di Desa Lantan
PLN UIP Nusra Gelar Sosialisasi Inventarisasi dan Identifikasi Pengadaan Tanah Access Road PLTP Ulumbu
Wakil Ketua DPRD Loteng Apresiasi Pelaksanaan Pilkades Serentak se-Loteng Berjalan Aman
Pentingnya Lakukan Pengecekan Kendaraan dari Astra Motor NTB
Kapal Bermuatan Pupuk Ditarik dari Pantai Ampenan ke Pelabuhan Lembar, Ternyata Gara-garanya Ini

Berita Terkait

Senin, 3 Maret 2025 - 14:00 WIB

Kunjungi Command Center, Lalu Iqbal Soroti Pentingnya Dashboard Data Terpadu

Senin, 3 Maret 2025 - 13:05 WIB

Pdt Penrad Siagian Tegaskan Konflik Agraria di Tano Batak Harus Diselesaikan dengan Kejelasan Batas Konsesi

Senin, 3 Maret 2025 - 10:07 WIB

Gubernur NTB Akan Sampaikan Arahan dan Instruksi Presiden Prabowo Saat Sertijab 6 Maret 2025

Sabtu, 1 Maret 2025 - 10:05 WIB

Astra Motor NTB Bagikan Tips Berkendara di Saat Bulan Ramadhan 1446 Hijriah

Jumat, 28 Februari 2025 - 10:17 WIB

Adopsi Pohon Perumdam Tirta Ardhia Rinjani Gelar Penghijauan di Desa Lantan

Berita Terbaru

Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Lombok Tengah, Wirwan Hamzani.

Ekonomi & Bisnis

Komisi IV DPRD Lombok Tengah Minta MBG Sasar Wilayah Terpencil

Senin, 3 Mar 2025 - 17:04 WIB